TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah perempuan pengendara roda dua semakin hari semakin bertambah. Kecelakaan di jalan raya pun tak jarang melibatkan mereka. Minimnya pengetahuan akan prosedur keselamatan berkendara (safety riding) dianggap sebagai penyebab naiknya angka kecelakaan, terutama di kalangan perempuan.
Sebuah survei yang dilakukan Honda Motorcycle pada 2014 menunjukkan bahwa 42 persen pembeli sepeda motor Honda adalah perempuan. Kemudian, pada saat bersamaan, data Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya mencatat jumlah kecelakaan di jalan raya pada wanita mengalami peningkatan sebesar 49,5 persen (4.445 kejadian) pada 2015.
Iim Fahima Jachja, Founder dan CEO Queenrides, sebuah badan khusus keselamatan berkendara perempuan, mengatakan, dengan perbandingan peningkatan kecelakaan yang terjadi pada wanita dan pria sebesar 5:2, Indonesia pun saat ini masih dikategorikan sebagai negara yang memiliki tingkat kecelakaan tertinggi di dunia, dengan tiga orang meninggal setiap satu jam akibat kecelakaan di jalan raya.
"Perempuan Indonesia semakin mandiri sehingga sekitar 80 persen pengendara tersebut berkendara untuk mencari nafkah bagi keluarga. Di sisi lain, pihaknya menemukan bahwa sosialisasi mengenai keselamatan berkendara terlalu maskulin dan belum cukup efektif dalam mengedukasi perempuan," ujarnya.
Berdasarkan risetnya, ditemukan pula fakta bahwa beberapa perempuan pernah mengalami kecelakaan di jalan raya sebanyak lebih dari satu kali. "Kami merupakan wanita-wanita yang berdaya dan mampu bekerja untuk mendukung keluarga serta memberikan pemasukan kepada negara, tapi pada saat bersamaan tidak mendapatkan perhatian khusus. Seharusnya kita menolak situasi tersebut," katanya.
Karena itu, seiring dengan meningkatnya angka kecelakaan di jalan raya yang tidak diimbangi sosialisasi keselamatan berkendara yang mendukung, pihaknya baru-baru ini berupaya untuk berkontribusi membangun pemahaman keselamatan berkendara di kalangan perempuan dengan meluncurkan kampanye #WomenRideSafe. Dengan strategi komunikasi dari perempuan untuk perempuan, Queenrides akan terus berusaha memberdayakan pengendara perempuan di Indonesia agar dapat berkendara aman melalui edukasi secara online dan offline kepada berbagai komunitas perempuan di Indonesia.
"Saat ini kami berfokus untuk mengedukasi pengendara perempuan yang tinggal dan bekerja di perkotaan untuk menciptakan sebuah tren berkendara aman untuk perempuan. Namun, ke depannya, program Queenrides akan diperluas hingga menyentuh masyarakat di daerah dan kota kecil," tuturnya.
Artikel lain:
Nutrisi dalam Labu Kuning
Kram Otot dan Mati Rasa, Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin
Ketahui Perbedaan Flu dengan Pilek