Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset: Aktivitas Bersama Keluarga Bikin Emosi Anak Stabil

image-gnews
Ilustrasi keluarga/istri-suami-anak di atas kasur. shutterstock.com
Ilustrasi keluarga/istri-suami-anak di atas kasur. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mulai sekarang, sebaiknya jangan pernah lewatkan momentum bersama keluarga. Alasannya, keluarga yang memiliki aktivitas rutin bersama cenderung menghasilkan anak-anak dengan kestabilan mental dan kemampuan sosial yang baik.

Rutinitas keluarga bisa berupa hal-hal sederhana, seperti bernyanyi bersama, membaca dongeng, atau makan malam bersama. Sebuah studi yang dilakukan oleh Elisa Muniz, seorang dokter anak di Bronx Lebanon Hospital New York, mengungkapkan anak usia prasekolah yang terbiasa melakukan rutinitas bersama keluarga cenderung lebih mudah menyesuaikan diri di lingkungan sosialnya. Tidak hanya itu, mereka juga cenderung lebih sehat secara emosional.

Elisa melakukan studi terhadap lebih dari 8.500 anak. Dia menganalis kegiatan sehari-hari anak-anak tersebut di lingkungan keluarga mereka. Hasilnya, anak-anak yang terbiasa dengan rutinitas keluarga mengalami peningkatan 47 persen dalam kesehatan sosio-emosional.

“Kesehatan sosio-emosional membuat anak lebih mudah mengekspresikan perasaan mereka, memahami perasaan orang lain, dan membangun hubungan yang sehat dengan sesamanya,” ujar Elisa.

Dia menambahkan kesehatan sosio-emosional juga berdampak positif bagi kemampuan anak mengikuti pelajaran di kelas. “Ada bukti ilmiah yang kuat bahwa anak yang memiliki kesehatan sosio-emosional lebih sukses dalam pendidikan di sekolah.”

Anak-anak sampel yang diteliti Elisa rata-rata terlahir pada 2001. Data dikumpulkan melalui kuosioner, penilaian masa kecil, hingga wawancara dengan caregiver utama anak tersebut. Mereka dianalisis sejak hari kelahiran hingga memasuki taman kanak-kanak.

Beberapa hal yang diamati adalah seberapa sering anak-anak itu terlibat dalam aktivitas keluarga. Makan malam bersama minimal 5 kali dalam sepekan, membaca dan mendongeng minimal 3 kali dalam sepekan, dan bermain bersama beberapa kali dalam sepekan.

Elisa mendapati bahwa 17 persen anak yang diteliti memiliki kesehatan sosio-emosional yang baik. Mereka adalah anak-anak yang lebih sering melakukan rutinitas bersama keluarga. Bagaimanapun, dia mencatat bahwa kegiatan membaca tidak terlalu terkait dengan kesehatan sosio-emosional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peneliti menjelaskan perhatian dan perawatan berkelanjutan adalah faktor penting dalam kesehatan dan proses tumbuh kembang anak. Hal itu bisa terjadi saat anak merasa aman dan senang melakukan rutinitas bersama keluarganya. “Saat anak merasa senang dan nyaman, mereka bisa dengan lebih mudah belajar dan berinteraksi dengan cara yang sehat,” kata dokter anak Claire McCarthy dari Boston Children’s Hospital.

Sebaliknya, anak yang tidak bahagia, gelisah, atau resah dengan lingkungannya akan menghabiskan lebih banyak energi untuk menghadapi ketidaknyamanan itu, dan bukannya untuk belajar. Sebab itu, lanjut Claire, rutinitas bersama keluarga sangat efektif dalam membantu kemampuan anak. Kedekatan dengan keluarga juga menjadi faktor krusial dalam menunjang prestasi akademis dan kemampuan bersosial anak.

“Rutinitas bersama keluarga dapat memacu anak untuk belajar memecahkan masalah, bernegosiasi, berencana, dan menolak gratifikasi. Ini disebut jega dengan ‘fungsi eksekutif’. Fungsi ini sangat krusial bagi kesuksesan akademis anak di sekolah.”

Menurutnya, kesehatan sosio-emosional anak dapat dipupuk melalui berbagai kegiatan. Namun, pada intinya orangtua dan anak harus membangun kedekatan dan komunikasi yang penuh kasih sayang. Misalnya dengan jalan-jalan, memasak bersama, atau nonton film. “Setiap keluarga memiliki rutinitas berbeda-beda. Namun, setiap keluarga tentunya tahu apa yang terbaik bagi mereka,” kata Claire.

BISNIS

Berita lainnya:
4 Cara Alami Memanjangkan Rambut
5 Kebaikan dari Secangkir Minuman Cokelat Hangat
5 Hal Penting Sebelum Dipertimbangkan sebelum Potong Rambut

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.