TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang momentum Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang diselenggarakan setiap 12 Desember, konsumen pengguna platform e-commerce perlu melakukan transaksi online dengan cara yang aman dan nyaman.
Menurut data dari Lembaga kajian ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, disebutkan nilai perdagangan elektronik atau yang lebih akrab dengan sebutan e-commerce tersebut pada 2016 ini diprediksi mencapai US$ 24,6 miliar atau setara dengan Rp 319,8 triliun.
Meskipun situs belanja daring (online) tersebut telah melakukan upaya terbaik mereka untuk melindungi data konsumen, tapi penjahat siber terus berusaha untuk mencuri data pelanggan e-commerce untuk kepentingan tertentu.
Beberapa hal yang biasanya dilakukan penjahat siber tersebut untuk menjebak pelanggan e-commerce, di antaranya:
1. Menawarkan barang kepada konsumen melalui situs Internet yang mencurigakan
Biasanya, penjahat siber selalu mengatur agar jebakannya atau situs belanja tadi terlihat seperti aslinya dan sangat sulit untuk dikenali sebagai jebakan. Selain itu, penjahat siber belakangan juga diketahui sering mengirim berbagai tawaran spesial melalui surat elektronik (e-mail).
Tawaran spesial tersebut juga terkadang merupakan salah satu siasat pengelabuan (phishing) yang dilakukan penjahat siber agar pembeli mengunjungi situs belanja online palsu yang ingin mencuri informasi dan bahkan uang pengunjung website palsu tadi, karena itu, pengunjung harus lebih cermat sebelum mengunjungi website tertentu.
2. Gunakan kartu kredit untuk melakukan transaksi secara online
Pasalnya kartu kredit tidak hanya dapat melacak setiap pembelian yang dilakukan konsumen, tapi juga dapat menghubungi perusahaan penerbit kartu kredit tersebut apabila ada tagihan yang dinilai mencurigakan. Sebagian besar perusahaan kartu kredit biasanya akan menghubungi penjual suatu produk di situs belanja online tadi agar dapat membalikkan biaya yang dikeluarkan tadi.
3. Aktifkan fitur autentikasi dua faktor pada setiap kesempatan
Autentikasi dua faktor tersebut mengharuskan pengguna untuk memasukkan nama pengguna (username) dan kata sandi (password) untuk mengakses akun pelanggan. Selanjutnya, kode akan dikirim ke telepon seluler atau e-mail milik pengguna atau dibuat pada perangkat bergerak (mobile) tersebut melalui sebuah aplikasi, seperti Authenticator dari Google.
Fitur autentikasi dua faktor tersebut juga sekaligus memperingatkan pengguna apabila ada orang lain yang ingin mengakses akun mereka, tapi tidak berhasil karena gagal memasukkan kode yang benar.
4. Pastikan HTTPS berwarna hijau
HTTPS merupakan sebuah protokol yang mengenkripsi data konsumen ketika dikirim melalui Internet. Bila halaman pembayaran (checkout page) yang dikunjungi tidak memiliki HTTPS berwarna hijau, jangan memasukkan data pribadi dan finansial karena khawatir akan dibobol penjahat siber.
5. Perbarui perangkat lunak
Pastikan semua perangkat lunak dan perangkat keras pelanggan sudah diperbarui atau up-to-date. Penjahat siber sering mengeksploitasi setiap kelemahan yang ada atau biasanya disebut bug, yang bisa ditemukan pada perangkat lunak yang kedaluwarsa (outdated). Penjahat siber biasanya akan menginfeksi perangkat pelanggan melalui perangkat lunak tersebut untuk mencuri data pribadi ketika melakukan pembelian online.
6. Mengetik sendiri URL yang ingin dikunjungi
Sebaiknya tidak mengambil jalan pintas dengan melakukan klik. Banyak e-mail jebakan menyertakan tautan yang tampak asli dan sulit dikenali sebagai jebakan. Selalu lebih aman untuk mengetik URL sendiri. Hindari mengeklik tautan atau lampiran yang ada pada e-mail promosi.
7. Pasang antivirus pada semua perangkat
Perangkat lunak keamanan device dapat mendeteksi dan menghadang serangan jebakan dan serangan dari situs Internet jahat pada PC dan perangkat bergerak. Setia pada situs yang pelanggan percayai dan dikenal secara umum.
8. Situs Internet jebakan
Beberapa situs berusaha meyakinkan pembeli untuk tidak membeli melalui Amazon, misalnya, karena situs belanja online tersebut sudah tidak bisa dipercaya dan kerap menipu tanpa mau bertanggung jawab. Penjahat siber biasanya memikat pembeli dengan menawarkan produk yang sangat murah dan ulasan-ulasan positif yang palsu.
Bila ada situs belanja online yang terlalu bagus untuk bisa dipercaya, berpikirlah dua kali sebelum membeli melalui mereka. Berbelanja secara online menawarkan kemudahan karena pelanggan bisa membeli di rumah dan menghindari kerumunan orang yang berbelanja. Meskipun demikian, tetap harus hati-hati. Sayangnya, Internet tidak selalu aman dan penting untuk selalu mengingat ini.
BISNIS
Baca juga:
Agar tak Menyesal Beli Baju
6 Kiat supaya Tak Kalap Belanja Online
Miss Jinjing Berbagi Tip Beli Tas Mewah tapi Preloved