Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penjelasan Dokter Kenapa Kita Cepat Merasa Lapar

image-gnews
Ilustrasi menyemil makanan. Fitsugar.com
Ilustrasi menyemil makanan. Fitsugar.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda sedang memerangi gelambir dan lemak pada tubuh, maka jadikanlah sayur dan buah sebagai menu yang wajib disantap. Sayur dan buah efektif dalam menurunkan indeks glikemik makanan.

Sebagai informasi, indeks glikemik (IG) makanan adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah karbohidrat suatu bahan pangan. Dengan kata lain, IG merupakan peringkat pangan berdasarkan efeknya terhadap kadar glukosa darah.

Dr. (Candidate) Rita Ramayulis, DCN, M.Kes. menerangkan, jika IG makanan rendah, respons makanan terhadap terhadap tubuh terjadi secara perlahan. Akibatnya, efek kenaikan insulin sangat pelan. Proses kenaikan insulin yang perlahan menunda rasa lapar berikutnya. Tanpa sayur dan buah, ini mustahil terjadi.

“Itu sebabnya, kita sering menjumpai fakta, seseorang sudah sarapan. Lalu, jam 10, ia melahap gorengan dalam jumlah banyak. Kita patut mempertanyakan, apa saja menu yang dilahap orang itu saat sarapan?” ujar Rita menguraikan. Ia menganalisis, bisa jadi rasa lapar pada pukul 10 dipicu IG menu sarapan yang terlalu tinggi.

Sayur dan buah pilihan makanan yang bijak karena di dalamnya terdapat serat, vitamin, dan mineral. Fungsi ketiganya berbeda. Serat membuat volume makanan membesar sehingga rasa kenyang bertahan lebih lama.

Rita mencontohkan, kalau lapar biasanya muncul pada pukul 11 atau 12, dengan menu sarapan kaya serat rasa lapar baru muncul pada jam 13 atau 14. Manfaat lain serat adalah menunjang metabolisme lemak. Serat mengangkat kelebihan lemak dari makanan yang kita santap sehingga sebagian lemak tidak diserap melainkan dibuang melalui usus besar.

Tidak hanya itu, serat yang terlarut dalam air mampu memutus siklus enterohepatik. Siklus ini sistem yang menghubungkan antara hepar dan intestinal yang membantu proses pencernaan. Untuk menjelaskan prosesnya, Rita memulainya dari kolesterol.

“Begini, kolesterol adalah bahan dasar pembentukan cairan empedu. Kalau kita menyantap menu yang kaya serat, kolesterol dibuang serat yang larut dalam air. Untuk membentuk kolesterol berikut, dibutuhkan bahan dasar lemak, yang diambil dari kandungan lemak yang ada dalam tubuh kita,” ujar Rita memaparkan.

Yang terjadi kemudian, lemak di tubuh berkurang lantaran diambil untuk membentuk bahan dasar kolesterol. Dengan begitu, peluang kegemukan terus menyusut. Itulah yang disebut memutus siklus enterohepatik atau siklus kembalinya kolesterol ke hati dari saluran cerna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Itu baru serat. Bagaimana dengan manfaat vitamin dan mineral? Keduanya berperan dalam menunjang metabolisme organ hati dan keseimbangan saluran cerna.

Hormon Leptin

Pernahkah Anda melihat orang makan kemudian masih ingin makan lagi dan lagi? Bahkan tidak tahu kapan merasa kenyang? Ini ternyata berhubungan dengan vitamin dan mineral. Dalam tubuh kita, ada yang namanya hormon leptin.

“Hormon ini bertugas memberi tahu otak: hei Mbak, kamu sudah kenyang, lho. Jadi jangan makan lagi. Hormon leptin itu sama seperti pisau. Bisa tumpul, bisa kurang sensitif ketika asupan vitamin dan mineral di dalam tubuh tak seimbang. Vitamin dan mineral dari sayur dan buah menajamkan kinerja dan sensitivitas hormon leptin. Dengan begitu, hormon leptin senantiasa cekatan untuk mengirim sinyal lapar maupun kenyang,” kata Rita.

Jumlah buah dan sayur yang mesti dikonsumsi dalam sehari, 4 sampai 5 porsi. Idealnya, dalam seporsi menu makanan itu 50 persen di antaranya sayur dan buah. Dua puluh lima persen lainnya karbohidrat, sisanya protein. Jangan dibalik, karbohidrat 25 persen, lauk-pauk berikut gorengan 50 persen. Sementara sayur dan buah dimakan dengan asas “kalau ingat dan lagi mau saja.” tutur Rita lagi.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
Pisang, Si Kuning dengan Segudang Manfaat Kesehatan
Benarkah Anak Jadi Lebih Pintar Bila Sering Bermain Gawai?
Survei: 99 Persen Anak Bermain Gawai di Rumah

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

17 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.