TEMPO.CO, Jakarta - Konselor dan terapis di Biro Konsultasi Psikologi Westaria, Anggia Chrisanti, mengatakan ada prinsip parenting terbaru, yakni must without must. Pengertian sederhananya adalah "harus tanpa harus".
“Maknanya, menghilangkan kata harus dalam pengasuhan," kata Anggia. Sebab, dia menjelaskan, setiap kata “harus” memiliki makna menekan dan memaksa. "Pengertian itu tidak hanya mengandung konsep negatif, tapi juga bisa menimbulkan trauma."
Ada contoh kalimat yang maknanya positif tapi terkadang diartikan negatif karena memaksakan kemampuan anak, misalnya harus pintar, harus berani, harus rajin, dan sejenisnya. Menggunakan kata “harus” ketika mengingatkan anak, menurut Anggia, sesungguhnya mengajarkan anak untuk tunduk karena takut, bukan karena memahami apa yang sepatutnya dilakukan.
Selain itu, berdasarkan cara kerja otak, Anggia melanjutkan, semua informasi (pembelajaran) akan berpindah dari otak kiri ke otak kanan apabila masuk dalam kondisi menyenangkan. “Semua informasi hasil pengindraan (termasuk informasi) pasti masuk melalui otak kiri. Sayangnya, otak kiri sifatnya hanya short-term memory atau ingatan jangka pendek,” ucapnya.
Jadi, agar informasi bisa pindah ke otak kanan atau ingatan jangka panjang, syaratnya informasi tersebut harus masuk dalam situasi dan kondisi yang positif.
Berita lainnya:
Etika Izin Sakit, Perhatikan 5 Pertimbangannya
Jangan Abaikan Rasa Murung, Bisa Jadi Gejala Depresi
3 Tip Turunkan Berat Badan dari Dokter Spesialis Gizi