TEMPO.CO, Jakarta - Rumahku surgaku. Begitu ungkapan supaya orang merasa bahagia dan betah di rumah. Kendati hunian yang Anda tempati terbilang mungil, sisi keamanan dan kenyamanan merupakan unsur yang mesti diperhatikan.
Cat Warna Teman Mandi
Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Chairul Amal Septono mengatakan, berapapun luas rumah yang dihuni, ada tiga elemen penting yang harus dipenuhi, yakni fungsi, konstruksi, dan estetika. “Kalau desainnya buat rumah tinggal, artinya tempat itu bisa digunakan untuk tidur, istrirahat, memasak, sampai bersosialisasi dengan anak, istri, dan tetangga,” kata Amal dalam acara Dulux Desainer Awards 2016 di Jakarta, Selasa 15 November 2016.
Mengenai konstruksi, Amal mengatakan, desainer atau pemilik/penghuni rumah mengetahui bahan apa saja yang digunakan, bagaimana cara membuatnya, dan berapa besar ukurannya agar sesuai dengan kebutuhan. Satu lagi yang tak kalah penting, Amal melanjutkan, adalah estetika. “Jangan sekadar berfungsi dan kuat, tapi juga harus cantik, nyaman, dan indah,” ujarnya.
Dalam kompetisi Dulux Desainer Awards 2016 tersebut, Amal menjelaskan para kontestan wajib membuat desain rumah dengan luas 27 sampai 36 meter persegi. Sebab, menurut dia, luas rumah tersebut sesuai dengan kebutuhan sebagian besar masyarakat, baik yang memiliki hunian di atas tanah maupun apartemen.
Bagi Anda yang sedang mendesain rumah dengan luas yang sama, Amal menyarankan agar membuat ruang seefisien mungkin. Ketika menentukan berapa luas kamar tidur misalnya, dia menjelaskan, pada prinsipnya seseorang yang tidur membutuhkan area selebar 60 + 20 sentimeter. “Kalau tidurnya berdua, tinggal dikalikan dua,” ujarnya. Penggunakan kasur lipat juga disarankan supaya lebih hemat ruang, dan kamar tidur bisa sekaligus berfungsi sebagai ruang keluarga.
Mengenai kebutuhan area untuk dapur, Amal mengatakan, tak perlu menggunakan perabotan dapur, seperti panci dan penggorengan berukuran besar. “Sebab, rumah seluas itu biasanya dihuni paling banyak empat orang,” ujarnya. Sehingga, Amal melanjutkan, kebutuhan masak di dapur juga tak terlalu berat.
Rumah mungil juga bukan berarti mengabaikan estetika. Amal mengatakan, keindahan di rumah ini bisa tercermin dari kesukaan penghuninya. “Misalnya penghuni suka senam, dia bisa memasang cermin besar di salah satu dinding untuk latihan,” kata Amal.
Cara lainnya adalah dengan menciptakan fokus di satu ruangan. Contoh, menaruh sebuah botol unik di lemari lalu disempotkan semburat cahaya. “Jadi, ada yang diekspose atau ditonjolkan sehingga ruangan mampu menarik perhatian,” ujarnya.
Untuk menyiasati rumah mungil agar tidak terasa penuh barang, Amal menyarankan penghuni menyadari apa saja yang dia butuhkan. “Segera singkirkan barang yang tidak perlu,” ujarnya. Namun demikian, apabila masih ada barang kesayangan yang tak dibuang, Amal mengatakan taruhlah barang tersebut di dalam kabinet atau lemari penyimpanan.
Rumah yang mungil bukan berarti tak bisa ramah lingkungan. Amal menjelaskan, perwujudan dari ramah lingkungan salah satunya bisa berupa pemilihan material yang tahan lama. “Tak mengapa sedikit lebih mahal, asalkan tak perlu diganti setiap tahun. Jadi bisa lebih irit juga,” ujarnya.
Perhatikan sirkulasi udara, hindari penempatan jendela di sisi timur dan barat, serta tak perlu memasang kaca berlebihan karena bisa menimbulkan panas. Upaya “green” juga bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan elektronik yang berdaya rendah.
RINI K
Berita lainnya:
Mengintip Tren Tas 2017
8 Pemanis yang Lebih Sehat sebagai Pengganti Gula Tebu
Perhatikan Lidah Anda, Warnanya Mencerminkan Kondisi Tubuh