Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjadi Astronot Ternyata Rawan Masalah Kesehatan

image-gnews
Dari kiri: astronot Amerika Serikat, Jeff Williams, Kosmonot Rusia Alexei Ovchinin dan Oleg Skripochka, menuju lokasi peluncuran di kosmodrome Baikonur, Kazakhstan, 19 Maret 2016. Ketiga akan melakukan misi di International Space Station (ISS). AP/Dmitri Lovetsky, Pool
Dari kiri: astronot Amerika Serikat, Jeff Williams, Kosmonot Rusia Alexei Ovchinin dan Oleg Skripochka, menuju lokasi peluncuran di kosmodrome Baikonur, Kazakhstan, 19 Maret 2016. Ketiga akan melakukan misi di International Space Station (ISS). AP/Dmitri Lovetsky, Pool
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi astronot yang bisa ke luar angkasa dan berjalan di bulan adalah impian banyak orangd an cita-cita banyak bocah. Tapi mungkin tak banyak yang tahu bahwa para astronot yang melakukan misi antariksa panjang mengalami pelemahan otot yang mendukung tulang belakang.

Menurut para peneliti Amerika Serikat, pelemahan otot itu tidak kembali normal setelah beberapa pekan di bumi. Studi yang didanai Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan dipublikasikan di jurnal Spine membawa wawasan baru mengenai peningkatan sakit punggung dan penyakit cakram tulang belakang yang berkaitan dengan penerbangan ruang angkasa jangka panjang.

Sakit punggung umum dalam misi jangka panjang, dengan lebih dari separuh anggota kru melaporkan sakit tulang belakang. Para astronot juga mengalami peningkatan risiko kelainan tulang belakang yang disebut spinal disc herniation berbulan-bulan setelah kembali dari penerbangan luar angkasa, sekitar empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Masalah tulang belakang di antara para astronot diperkirakan terjadi karena perubahan tulang belakang dan bagian tubuh lain akibat mikrogravitasi. Dalam studi terbaru, enam astronot NASA diperiksa sebelum dan sesudah menghabiskan empat sampai tujuh bulan dalam kondisi gravitasi mikro di Stasiun Antariksa Internasional.

Masing-masing astronot menjalani pemeriksaan tulang belakang menggunakan pencitraan resonansi magnetik (Magnetic Resonance Imaging/MRI) sebelum misi, segera setelah mereka kembali ke bumi, dan dua bulan kemudian.

Pemindaian MRI mengindikasikan otot-otot tulang belakang para astronot selama berada di antariksa menyusut sekitar 19 persen. Sebulan atau dua bulan kemudian, hanya sekitar dua per tiga penyusutan yang pulih. Sebaliknya, tidak ada perubahan konsisten dalam tinggi cakram intervertebral tulang belakang.

"Penemuan ini bertentangan dengan pemikiran ilmiah saat ini tentang efek gravitasi mikro pada pembengkakan cakram," kata Douglas Chang, penulis utama hasil studi dari Universitas California San Diego.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan efeknya pada tinggi cakram, menentukan apakah mereka berkontribusi pada peningkatan tinggi badan selama misi antariksa, dan pada peningkatan risiko herniated disc," katanya.

"Namun demikian, informasi seperti inilah yang bisa membantu kebutuhan informasi untuk menopang misi luar angkasa yang lebih panjang, seperti misi berawak ke Mars," tambahnya lagi.

Chang mengatakan penemuan ini menunjukkan cara-cara yang mungkin untuk mengurangi efek penerbangan luar angkasa pada tulang belakang. Contohnya, latihan penguatan inti tubuh, seperti yang direkomendasikan bagi pasien dengan sakit punggung di bumi, mungkin perlu ditambahkan dalam program latihan olahraga astronot.

Yoga juga bisa menjadi pendekatan lain yang menjanjikan, khususnya untuk mengatasi kekakuan tulang belakang dan penurunan mobilitas.

BISNIS

Artikel lain:
8 Makanan Sahabat Gigi
Gemuk Bukan Hanya karena Banyak Makan  
Kiat Mengakali Makan Malam di Restoran agar Tak Rusak Diet

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

12 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

12 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

15 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

15 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

16 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

20 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).