TEMPO.CO, Jakarta - Toton Januar terpilih sebagai salah satu pemenang 2016/2017 International Woolmark Prize, penghargaan yang diadakan oleh pemegang pemasaran wol dunia, untuk bagian Asia pada pertengahan Juli lalu.
Kemenangan ini membuat Toton Januar menjadi desainer Indonesia pertama yang berhasil meraih penghargaan di ajang fashion internasional tersebut. "Alhamdulillah, pas kemarin kita pertama kali ikut, enggak nyangka juga salah satu dari Indonesia menang," ujarnya pemilik label Toton The Label.
Baca Juga:
Untuk koleksi fashion dalam ajang tersebut, Toton Januar memadukan bahan Merino Wol dari Australia dengan teknik asal Garut, Indonesia. "Sebanyak 80 persen bahan dari Merino wol. Aku berpikir, 'kenapa nggak buat kainnya dengan teknik tradisional?'. Akhirnya, aku bekerja sama dengan penenun di Garut," kata Toton Januar.
Selain mengambil tenun Garut, Toton Januar juga memilih tema daerah Indonesia lain sebagai gambar rancangannya. "Aku membuat proposal koleksi berdasarkan lukisan Gua Leang-Leang di Maros (Sulawesi Selatan). Warnanya bagus banget," tambah desainer asal Makassar ini. Lukisan Gua Leang-Leang tersebut berasal dari jaman pra-sejarah.
Lewat koleksi fashion ini, Toton Januar mencoba menghadirkan ragam sejarah Indonesia. "Aku berpikir Indonesia itu sebetulnya panjang sekali ceritanya. Nggak cuma kerajaan, tapi dari zaman pra-sejarah juga ada," tutur Toton Januar.
Rancangan khas Indonesia milik Toton Januar ternyata membuat juri 2016/2017 International Woolmark Prize terkesan sehingga ia bisa memenangkan penghargaan tersebut. Namun, perjuangan Toton Januar belum selesai. Toton Januar sebagai perwakilan Asia masih harus berkompetisi dengan perwakilan daerah lain dalam Grand Final di Paris, Prancis pada Januari 2017.
Baca juga:
Cek, Lingerie Bertabur 450 Ribu Kristal Swarosvki
3 Alasan IPMI Trend Show 2017 Wajib Ditongkrongi
6 Seleb dengan Gaun Terbaik di MTV Europe Music Awards 2016