Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Menikmati Batik dan Wisata Museum Lewat Ponsel

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Batik Pagi/Sore dalam versi digital yang dilihat melalui aplikasi Google Arts and Culture. Tempo/Rini K
Batik Pagi/Sore dalam versi digital yang dilihat melalui aplikasi Google Arts and Culture. Tempo/Rini K
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa tambalan pada selembar kain batik “Pagi/Sore” yang ukurannya tak sampai seujung kuku tampak jelas. Seutas benang berwarna krem saling-silang menutupi lubang pada koleksi yang berumur sekitar 66 tahun itu.

Strategi Melawan Obesitas

Tambalan pada kain bermotif burung merak ngibing dan parang tersebut dapat diketahui tanpa perlu melihat secara langsung apalagi memegangnya –lantaran sudah rapuh juga. Tinggal meregangkan ibu jari dan telunjuk di layar telepon pintar, maka gambar kain batik milik Museum Tekstil itu membesar hingga 100 kali. Siapapun dapat melihat lebih detail hingga ke serat kain.


Tampilan batik Pagi/Sore yang dilihat melalui aplikasi Google Arts and Culture dengan perbesaran 72 persen. Tampak jelas beberapa tambalan pada kain koleksi Museum Tekstil yang telah berusia 66 tahun itu. (TEMPO/Rini K)

Tambalan pada kain batik "Pagi/Sore" yang dilihat melalui aplikasi Google Arts and Culture dengan perbesaran 100 kali. (Tempo/Rini K)

Mis Ari, Staf Satuan Pelaksana Informasi dan Edukasi Unit pengelola Museum Seni –yang mengelola Museum Tekstil, Museum Wayang, serta Museum Seni Rupa dan Keramik, mengatakan batik “Pagi/Sore” adalah satu dari 350 koleksi di Museum Tekstil yang sudah “disalin” dalam bentuk digital dan bisa dinikmati di dunia maya. “Digitalisasi ini sangat membantu museum dalam menyebarluaskan koleksi kepada masyarakat,” katanya kepada Tempo saat peluncuran Google Arts and Culture di Museum Nasional, Jakarta, Kamis 27 Oktober 2016.

Head of Public Policy Google Indonesia, Shinto Nugroho mengatakan virtualisasi batik merupakan bagian dari program Google Arts and Culture. Dalam program tersebut, Google menggandeng tujuh museum, yakni Museum Tekstil serta Museum Seni Rupa dan Keramik, Galeri Batik, Monumen Nasional (Monas), Museum Purbakala Sangiran, Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, dan Agung Tai Museum of Art. Selain itu ada juga Yayasan Biennale Yogyakarta. “Google Arts and Culture adalah platform untuk melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang dan mempromosikannya ke kancah dunia,” ujarnya.

Mengutip survei Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia, pada tahun ini tercatat lebih dari separuh atau sebanyak 132,7 juta penduduk Indonesia telah terhubung ke Internet. Dengan begitu, Shinto menjelaskan, jumlah digital native alias generasi yang sudah ‘melek’ Internet sejak belia mendapat kesempatan untuk menggali informasi tentang kekayaan budaya di Tanah Air melalui aplikasi Google Arts and Culture di gadget mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada dua cara menggunakan aplikasi tersebut: melalui cardboard (kacamata 3D) atau langsung di layar gawai, sesuai dengan bentuk objek yang hendak dilihat. Untuk menikmati peninggalan sejarah berbentuk tiga dimensi, seperti menangkap suasana di Candi Borobudur, pengguna aplikasi ini disarankan menggunakan cardboard. Duduklah ketika memakai cardboard karena gambar yang tampil diambil dengan kamera 360 yang berfungsi merekam kondisi di sekeliling, dan dapat digunakan sembari berjalan seolah menyusuri relief candi.


Cardboard. (TEMPO/Rini K)

Adapun benda bersejarah semisal batik, lukisan, atau keramik, disajikan melalui gambar dua dimensi. Gambar benda bersejarah ini diambil melalui jepretan art camera yang hasilnya bisa diperbesar hingga 100 kali. “Ini bukan kamera fotografi biasa karena memiliki sensor dan sonar yang mampu menghasilkan gambar yang tak terlihat dengan mata telanjang,” ujar Dennis Dizon, Program Manager Google Cultural Institute.

Ketika generasi muda sudah mengetahui peninggalan sejarah melalui dunia maya, apakah semangat mereka untuk datang ke museum akan surut? Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harry Widianto hakul yakin kekhawatiran itu tak akan terjadi. “Sebaliknya, teknologi digital membuat keterlibatan publik semakin luas, dan mereka akan penasaran untuk melihat langsung dengan berkunjung ke museum,” ujarnya.

RINI KUSTIANI

Berita lainnya:
5 Hal Ini Bikin Anda Tak Bisa Konsentrasi
Hobi yang Mampu Melatih Otak Supaya Tak Cepat Pikun
Cara Hadapi Teman Pria yang Menyukai Anda Secara Tak Wajar

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

1 hari lalu

Sejumlah remaja perwakilan dari berbagai daerah berjalan dengan mengenakan busana kolaborasi kebaya, adat, dan batik saat mengikuti pagelaran fesyen Batik Specta Nusantara di Kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 1 Oktober 2022.  Pagelaran fesyen yang menampilkan 1.000 busana batik nusantara itu sebagai upaya Pemerintah Kota Semarang mendukung Gerakan Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN) sekaligus dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

26 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

28 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

45 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

51 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

5 Februari 2024

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.


TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

5 Februari 2024

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik yang melakukan penjualan via live TikTok Shop dalam acara Showcase Event dan Konferensi Pers: TikTok dan Tokopedia Luncurkan Kampanye #MelokalDenganBatik di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

TikTok Shop dan Tokopedia meluncurkan kampanye #MelokalDenganBatik. Pedagang bebas biaya komisi selama sebulan.