TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 800 ribu wanita di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat dua penyakit yang menjadi musuh utama wanita, yaitu kanker payudara dan kanker serviks. Kematian akibat kanker payudara mencapai dua per tiga, sedangkan penderita kanker serviks tersebar di sembilan dari sepuluh negara berkembang.
Peneliti dari University of Toronto, University of Cape Town, dan Kings College London menyebutkan, kanker payudara dan serviks membunuh setidaknya hampir tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan kematian wanita akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran. Adapun penelitian mereka diterbitkan dalam jurnal kesehatan The Lancet.
Berita Lain
Cara Hadapi Teman Pria yang Menyukai Anda secara Tak Wajar
5 Hal Ini Bikin Anda Tak Bisa Konsentrasi
Diperkirakan jumlah wanita dengan diagnosis kanker payudara mencapai dua kali lipat atau 3,2 juta orang pada 2030, dan jumlah penderita kanker serviks diperkirakan naik seperempatnya atau 700 ribu orang. Mereka menilai, vaksin Human Papilloma Virus (HPV) bagi anak perempuan di negara-negara miskin di dunia dalam periode empat tahun mampu mencegah 600 ribu kematian akibat kanker serviks.
Mereka merekomendasikan imunisasi 70 persen dari anak perempuan untuk menghindari HPV pada 2030 dan menciptakan akses pada diagnosis awal dan perawatan bagi semua wanita dengan kanker payudara. Tingginya angka kematian wanita akibat kanker payudara dan kanker serviks ini juga disebabkan oleh faktor kemiskinan.
Baca Juga:
Maklum saja, biaya pengobatannya terbilang tidak murah. Negara berpenghasilan rendah dan menengah hanya menerima lima persen dari pendanaan global untuk kanker. Selain itu, kurangnya perhatian terhadap kasus penyakit ini memperburuk masalah tersebut.
Mengurangi kesenjangan dan meningkatkan tingkat keselamatan penderita kanker bagi wanita seharusnya dilihat sebagai bagian dari komitmen internasional demi tercapainya perlindungan kesehatan yang menyeluruh.
ANTARA
Baca Pula
Militan Suriah: Hukum Ahok atau Peluru Kami yang Menghukum
Diancam Militan Suriah, Ahok: Gue Calon Sekjen PBB Kali, Ya!