Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ayah-Bunda, Jangan Duakan Anak dengan Gawai

image-gnews
Ilustrasi keluarga sibuk sendiri. Shutterstock.com
Ilustrasi keluarga sibuk sendiri. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Anda para orang tua, bekerja atau pun tidak bekerja, penggunaan telepon pintar (smartphone) tak bisa dielakkan. Ponsel pintar membuat orang tua terhubung dengan dunia luar entah melalui media sosial atau berbagai aplikasi mengobrol. Bagi orang tua bekerja, ponsel salah satu perangkat penting untuk menyelesaikan urusan pekerjaan—yang kadang terpaksa dilakukan di rumah.

Tak jarang penggunaan ponsel pintar mengaburkan batasan pekerjaan, kehidupan sosial, dan peran Anda sebagai orang tua di rumah. Yang berbahaya, penggunaan ponsel di depan anak secara intensif akan mengakibatkan hubungan yang buruk dengan anak.

Dalam penelitian kualitatif tentang hubungan penggunaan ponsel oleh orang tua terhadap interaksi dengan anak yang dimuat Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics Amerika Serikat dikemukakan, penggunaan ponsel di sekitar anak-anak berpotensi memicu konflik.

“Orang tua akan terus merasa berada di lebih dari satu tempat ketika mereka sedang mengasuh anak. Mereka tetap bekerja, bersosialisasi, saat yang sama mereka sedang menyiapkan makan malam atau menemani anak belajar,” kata Jenny Radesky M.D, pakar perilaku anak dan dokter anak dari Universitas Michigan, yang melakukan penelitian bekerja sama dengan Pusat Medis Boston.

Respons emosional terhadap apa pun yang orang tua baca di ponsel—entah kabar buruk soal pekerjaan, informasi resep masakan baru, atau obrolan di grup yang sedang seru—berpengaruh pada interaksi dengan anak. Saat orang tua terlalu intensif memandangi layar ponsel, anak merasa diduakan.

Kemudian mereka berusaha merebut perhatian Anda dengan berbagai cara. Sayangnya terkadang tanpa disadari orang tua menganggap anak sebagai pengganggu dan berujung pada interaksi negatif, seperti membentak anak.

Radesky memperkirakan, setidaknya orang tua menggunakan gawai tiga jam saat berada di rumah.

“Teknologi telah mengubah cara orang tua menggunakan media digital di sekitar anak. Dibanding dengan pengalihan tradisional seperti buku, teknologi digital jauh lebih menuntut perhatian dan memberi pengaruh besar pada kondisi emosional,” kata Radesky melanjutkan.

Di sisi lain, masuk ke dunia maya melalui ponsel menjadi salah satu pengingat “saya punya kehidupan lain di luar ini semua (keluarga)”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk meminimalkan konflik dengan anak yang dipicu penggunaan ponsel di rumah, Radesky memberi saran sebagai berikut:

Buat batasan

Buatlah aturan mengenai penggunaan gawai di rumah. Misalnya, hindari penggunaan gawai di waktu-waktu intim seperti saat makan atau sebelum tidur. Atau jauhi ponsel sesaat setelah pulang kerja, karena pada waktu ini anak biasanya sangat bersemangat bertemu Anda. Batasi pula area penggunaan gawai. Misalnya, jangan menyentuhnya di kamar tidur atau ruang keluarga. Anda hanya boleh menggunakannya di ruang kerja atau ruang tamu, saat interaksi dengan anak sangat minim.

Kenali apa yang paling menguras emosi

Anda pasti bisa mengidentifikasi, bagian mana dari penggunaan ponsel yang paling mudah memicu emosi. Apakah mengecek e-mail soal pekerjaan, membaca status media sosial teman, atau diskusi di grup WhatsApp atau Line, misalnya. Hindarilah berurusan dengan hal-hal itu ketika sedang berinteraksi dengan anak atau saat anak tengah meminta perhatian penuh. Berkaitan dengan poin pertama, inilah sebabnya Anda harus memilih tempat yang bebas atau minim interaksi dengan anak ketika menggunakan ponsel.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
Agar Tetap Indah, Bibir Juga Perlu Dirawat, Lho
Nutella Pizza, Akrabkan Ibu dan Ananda
Didi Budiardjo Tutup JFW 2017 dengan Kirab

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

50 hari lalu

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

50 hari lalu

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.