TEMPO.CO, Jakarta - Judul acaranya boleh saja menggunakan istilah fashion show. Namun bukan berarti para peragawati yang berlenggak-lenggok di karpet peragaan busana hanya para model. Bukan pula yang sekadar bertubuh langsing dan paras rupawan.
Serba-serbi JFW 2017
Sore itu, Minggu 23 Oktober 2016, di panggung Jakarta Fashion Week 2017, Senayan City, Jakarta, Rima Melati memasuki runway dengan langkah ayu. Dia memang bukan model yang biasa tampil memamerkan busana. Namun peragaannya tak kalah menawan. Mata penonton disihir oleh pesonanya yang anggun, terlebih dengan batik yang dikenakan.
Setelah Rima Melati, tampil berturut-turut, Triesna Jero Wacik, Sandy Yusuf, Marcella Zalianty, Moza Paramita, dan Ayu Rosan. Tepuk tangan semakin meriah tatkala mereka berunjuk diri di panggung yang sama. Semua tampil menawan. Apalagi dibalut busana yang sederhana, tapi tetap lekat dengan kesan elegan.
Triesna Jero Wacik dan Moza Pramita saat fashion show "Sarinah" di JFW 2017 (TEMPO|FRANCICSCA)
Beberapa menit kemudian, lebih dari sepuluh model profesional mengikuti enam tokoh perempuan inspiratif Tanah Air ini. Tak beda jauh, batik yang mereka kenakan tetap mengesankan keelokan, meski tak mengusung kemegahan payet, kerlap-kerlip, dan swarovski.
Iwet Ramadhan adalah sosok yang menggubah pakaian-pakaian itu, tampil paling akhir. Senyumnya lega, menggambarkan keyakinan dan kepuasaan yang tak terhingga. "Terima kasih," katanya kepada para pengunjung seraya menelungkupkan kedua tangan sambil memberi hormat.
Meski sukses menggelar peragaan busana, Iwet tak mau menyebut diri sebagai seorang desainer. “Saya hanya orang yang menaruh perhatian lebih terhadap budaya dan perempuan,” tuturnya. Alasan itulah yang membangkitkan semangat Iwet untuk terus berkarya.
Ada dua perempuan yang menginspirasi Iwet: Sarinah dan ibunya, Fauziah. Keduanya adalah perempuan yang mengetuk hati Iwet karena mereka telah mencurahkan kepedulian terhadap perempuan, terutama di bidang fashion. Iwet ingin berinovasi, eperti pertunjukannya kali ini. Iwet merancang pakaian dari daun ginko yang merupakan tanaman obat-obatan. Tujuannya, menunjukkan kepedulian terhadap para perempuan pejuang kanker payudara dan serviks.
Lantaran terinspirasi Sarinah, karya Iwet kali ini pun merespresentasikan sikap yang dimiliki sang pengasuh Sukarno itu. “Tema yang aku ambil adalah Sarinah,” katanya. “Dialah gambaran perempuan sederhana yang menjadi tiang kekuatan sebuah bangsa.”
Karena itulah busana yang dibawakan para perempuan hebat di panggung Jakarta Fashion Week kali ini tidak neko-neko. “Seperti Sarinah yang tidak perlu pakai baju glamor untuk tampil menjadi perempuan hebat,” katanya.
FRANCISCA
Berita lainnya:
Agar Kemilau Mutiara Terjaga
Cara Menghias Alis dengan Sabun
Gejala Kanker Payudara yang Harus Diwaspadai Pria