TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu hal menarik dari gonjang-ganjing motivator Mario Teguh vs Ario Kiswinar Teguh adalah tantangan melakukan tes DNA. Tujuannya adalah memperoleh titik terang benarkah Kiswinar anak kandung Mario.
Pertanyaan yang kemudian mengambang di benak khalayak adalah apa sebenarnya tes DNA itu? Apakah hasil tes DNA dapat dijadikan acuan untuk menerangkan kasus Mario-Kiswinar yang kini mengalir ke meja aparat penegak hukum?
Untuk mendapatkan gambaran lengkap soal tes DNA, kami berkunjung ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Di sana, kami mewawancarai Wakil Kepala Laboratorium DNA Forensik, Loa Helena Suryadi, MD, MS.
Helena memulai obrolan dengan menjelaskan tentang DNA (deoxyribonucleic acid). DNA adalah materi genetik pembawa informasi yang dapat diturunkan. Dalam sel manusia, DNA terdapat di dalam inti sel dan dalam mitokondria (salah satu bagian dari organel sel manusia yang menghasilkan energi). Dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom.
Setiap sel manusia normal mempunyai 46 kromosom, yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan sepasang kromosom seks (XX dan XY). Helena mengatakan, setiap anak menerima setengah pasang dari kromosom ayah dan setengah pasang kromosom ibu. Sehingga, setiap individu membawa sifat yang diturunkan ayah ibunya. “Pemeriksaan DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan individu satu dengan yang lainnya,” ucap Helena.
Tes DNA bisa ditempuh dengan berbagai alasan. Salah satunya persoalan hukum. Persoalan hukum itu mencakup tunjangan anak, perwalian anak, adopsi, warisan, hingga masalah forensik. Salah satu bagian dari tes DNA adalah tes paternitas.
Tes paternitas adalah tes DNA untuk menentukan apakah seorang laki-laki itu ayah kandung seorang anak. Caranya, dengan membandingkan pola DNA anak dengan terduga ayah untuk meneliti bukti pewarisan DNA yang menunjukkan kepastian hubungan biologis.
Artikel lain:
9 Gejala Lupus yang Sering Dianggap Penyakit Lain
Wanita Hamil Lebih Mudah Tersasar, Apa Penyebabnya?
Penjelasan Ilmiah tentang Ketindihan, Mimpi Seram, dan Sejenisnya