TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit lyme yang diderita oleh supermodel Bella Hadid mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Penyakit ini ditemukan di Inggris serta beberapa negara di Eropa dan Amerika Utara.
Baca Potensi Diri Lewat Jari Tangan
Penyakit lyme disebabkan oleh bakteri borrelia burgdorferi yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan sejenis kutu bernama tick. Gejala awal yang umum terjadi berupa demam, meriang, sakit kepala, kelelahan, sakit otot dan sendi, dan kelenjar getah bening yang bengkak.
Setelah itu, muncul erythema migrains atau ruam yang gatal dan sakit dan menyerupai bull eye. Ruam ini biasanya akan memenuhi 70-80 persen tubuh.
Tubuh akan mengalami gejala lanjutan seperti kejang pada leher dan sakit kepala parah, ruam yang semakin banyak, facial bell's palsy (kehilangan tegangan otot pada satu atau kedua bagian wajah), dan mengalami masalah memori jangka pendek, seperti dikutip dari laman CDC.
Kabar baiknya, mereka yang terdeteksi menderita penyakit lyme sejak dini bisa sembuh total dan cepat dengan mengonsumsi antibitotik. Biasanya mereka yang dianjurkan mengonsumsi antibiotik selama 2-4 minggu masih akan mengalami gejala seperti kelelahan dan rasa sakit ketika menyelesaikan perawatan atau yang disebut sebagai Post-treatment Lyme Disease Syndrome (PTLDS).
Belum diketahui secara pasti penyebab PTLDS. Namun para ahli berpendapat bahwa gejala tersebut masih timbul akibat jaringan yang rusak dan sistem kekebalan tubuh yang bekerja selama infeksi. Umumnya kondisi pasien PTLDS semakin membaik seiring berjalannya waktu, meskipun terkadang membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Selain dengan mengenali gejala, mendeteksi penyakit lyme bisa dilakukan dengan tes laboratorium. Untuk pencegahan, bisa dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan tick dan menggunakan berbagai produk yang bisa menghindarkan dari tick. Segera periksa dan bersihkan tubuh ketika terjadi kontak dengan tick.
Artikel lain:
Nikmati Lezat dan Manfaat Makanan Jepang buat Kesehatan
Vitamin yang Dibutuhkan Wanita Berdasarkan Usia
Lagi, Ilmuwan Ingatkan Kaitan Garam dan Kematian