TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak belajar kasih sayang, kejujuran, sportivitas, kesopanan, rasa hormat, dan sejumlah nilai baik lainnya dari orang tua. Orang tua menjadi panutan bagi anak. Banyak orang tua yang tak menyadari, tidak peka, dan berperilaku tidak sopan yang mempengaruhi perkembangan moral serta kepekaan orang lain.
Berikut ini lima perilaku buruk orang tua yang menurut Michele Borba mempengaruhi rasa empati anak, seperti dilansir dari laman Today.
*Berbohong
Sebuah survei menemukan, rata-rata hampirseribu foto di-posting secara online oleh orang tua setiap hari. Banyak orang tua yang selalu membual, terus-menerus membandingkan dan mengabaikan prestasi anaknya dengan anak lain. Tujuannya untuk menurunkan kepercayaan orang tua lain terhadap anaknya.
Solusi: Jika berbohong dan sering mengabaikan prestasi anak sendiri, cobalah untuk lebih menyadari anak mempunyai keunikan masing-masing. Cobalah jujur dan terima anak apa adanya.
*Tidak sportif
Jajak pendapat Reuters News pada 2011 menunjukkan bahwa 60 persen orang yang menghadiri acara olahraga melihat orang tua bersikap kasar terhadap pelatih. Mereka berteriak pada hasil kerja anak atau mencemooh tim lawan. Perilaku buruk orang tua menyebabkan sportivitas anak rendah, “miskin”, dan dapat merusak kesenangan anak dalam bermain.
Solusi: Perilaku buruk tidak dapat diabaikan. Namun menjadi orang tua ofensif seperti itu dapat membuat hal-hal buruk. Orang tua hendaknya bersikap positif dan menyemangati seluruh tim, bukan hanya anaknya.
*Gosip
Bergosip bisa menjadi cara untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sangat mudah terjebak dalam lingkaran gosip dan menyebarkan rumor menyakitkan. Hati-hati anak meniru perilaku orang tua.
Solusi: Berjanji tidak bergosip. Tidak adil rasanya berbicara jika orang yang dibicarakan tidak ada.
*Tidak disiplin
Orang tua yang tidak disiplin merusak harga diri anak. Bagaimana orang tua bisa mendisiplinkan anak jika diri sendiri tidak disiplin?
Solusi: Orang tua tidak bisa mengabaikan perilaku buruk yang bisa merugikan orang lain (seperti memukul, menggigit, dan intimidasi) atau bertentangan dengan nilai moral.
*Membeda-bedakan
Sengaja meninggalkan orang lain merupakan salah satu bentuk bullying. Sama saja dengan membedakan perlakuan dan mengucilkan orang lain yang tidak satu kelompok dengan kita.
Solusi: Tumbuhkan perasaan empati, ajarkan anak bagaimana memperlakukan orang lain seperti halnya ia ingin diperlakukan.
Perilaku yang baik dimulai dari orang tua. Orang tua sebagai panutan yang baik. Sudah waktunya introspeksi diri karena orang tua adalah cerminan karakter anak.
DINA ANDRIANI
Baca juga:
Rahasia Iga Bakar Rawit Warung Legoh Bandung
Nongkrong di Sarang Tawon Beezy Kaffee yang Cozy
Pakai Kosmetik Saat Hamil Bisa Memicu IQ Anak Rendah