TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang mendambakan memiliki keluarga dan anak-anak yang bahagia. Dalam survei Nestle Lactogrow melalui media sosial tentang arti kebahagiaan keluarga, terungkap hanya 53 persen responden orang tua yang merasa anak akan bahagia jika terjalin hubungan mesra dengan mereka.
Rambut Lurus tanpa Pemanas
Para orang tua merasa kurangnya waktu yang dihabiskan dengan buah hati. Kurangnya waktu yang dihabiskan bersama anak umumnya dialami orang tua yang sama-sama bekerja. Untuk mengatasinya, psikolog Rini Hildayani menyarankan ayah dan ibu sama-sama terlibat dalam pengasuhan anak. Keberadaan ayah dalam pengasuhan anak menjadi faktor penting dalam menyempurnakan kebahagiaan keluarga.
“Interaksi dan pengalaman anak ketika bersama ayah akan mempengaruhinya hingga dewasa. Perkembangan kognitif dan sosial-emosional anak juga dipengaruhi kedekatan dan hubungan emosional yang dibangun bersama ayah. Dalam pengasuhan, orang tua, termasuk ayah, juga harus peka terhadap kebutuhan anak, termasuk kebutuhan mereka untuk merasa bahagia,” ucap Rini.
Tidak hanya dalam urusan akademis, ayah juga harus berperan sebagai pemandu hidup bagi anak. Tak peduli berapa usia mereka, anak akan selalu mengingat pertama kali ayah mengajarinya mengayuh sepeda, menendang bola, berenang, memasang tali sepatu, dan memberi petuah-petuah ketika anak mengalami masalah.
Berbeda dengan ibu yang lebih lembut pada anak-anak, ayah biasanya memiliki ekspektasi tinggi. Ayah akan mendorong anak ke batas tertinggi karena ingin mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi dunia nyata. Dorongan ayah motivasi terbesar bagi anak. Namun ingat, saat berorientasi pada kebahagiaan anak, terkadang Anda harus memberi keseimbangan antara mendorong mereka ke batas tertinggi dan membiarkan mereka menjadi diri sendiri.
Berita lainnya:
Trik Menggali Jawaban Jujur Anak
Resep Membuat Tahu Tek Surabaya
Papa-Mama, Tanamkan Nilai Kejujuran Sejak Usia Anak 6 Tahun