TEMPO.CO, Jakarta - Beraneka ragam makanan khas Bali. Salah satu yang perlu Anda cicipi adalah ayam betutu. Melengkapi nasi panas mengepul, sejumput sayur urap, kacang tanah goreng, telur rebus, dan sambal matah (sambal mentah) yang berisi irisan bawang merah, cabai dibubuhi sedikit minyak kelapa, maka ayam berbumbu khas Bali ini membuat Anda lahap.
Bagi Anda pencinta kuliner yang berwisata ke Pulau Seribu Pura itu, suguhan ayam betutu bisa ditemukan di banyak tempat. Salah satunya menjadi menu andalan Warung Liku di Jalan Gandapura III Denpasar, yang buka mulai pukul 10.00 Wita hingga 24.00 Wita.
I Ketut Nugata, 45 tahun, dan istrinya, Ni Wayan Data, 40 tahun, pemilik warung, selama tiga tahun terus meracik bumbu sampai menemukan rasa yang paling mantap. Tidak terlalu pedas karena disesuaikan dengan kebutuhan selera pembeli yang makin beragam. Dagingnya empuk, mudah terlepas dari tulangnya sehingga Anda bisa menyantap sepuasnya. Proses memasaknya memang memerlukan waktu yang lama. "Daging ayam direbus sampai tiga jam," tutur Nugata.
Ayam betutu Warung Liku sejatinya tak berbeda dengan di tempat lain, baik dalam proses memasak maupun bumbunya. Menggunakan bumbu lengkap atau dalam bahasa Bali disebut base genep. Terdiri atas jahe, kencur, kunyit, bawang merah, bawang putih, lombok besar, lombok kecil, dan berbagai jenis rempah-rempah lainnya. Juga dilengkapi daun ubi yang kemudian berfungsi sebagai sayuran. Ayam yang dipergunakan adalah jenis broiler. "Setiap hari, rata-rata saya memasak 200 ekor ayam dengan berat rata-rata 1,25 kilogram," ujarnya.
Nugata, istrinya, dan 10 orang pekerjanya mulai memasak ayam betutu pukul 06.00 Wita. Prosesnya melalui beberapa tahapan. Awalnya, ayam yang telah disembelih dan dibersihkan itu dibakar. Kemudian, direbus dan diberi base genep. Bumbu tidak hanya dioleskan di sekujur tubuh ayam, tapi juga dimasukkan ke rongga perut setelah seluruh jeroannya terlebih dahulu dikeluarkan. Proses pembakaran merupakan salah satu perbedaan pengolahan ayam betutu ala Nugata. Seluruh tahapan inilah yang membuat bumbu dan ayamnya menyatu sehingga nikmat dan gurih.
Minuman sebagai pelengkap adalah es hijau, yang juga menjadi sajian khas warung ini. Minuman ini dibuat dari air, es, dan sirup yang terbuat dari gula berwarna hijau, ditambah perasan jeruk nipis.
Hingga saat ini, Nugata cukup puas dengan menu ayam betutunya. Dia tidak ingin mengubah resep. Tidak juga melakukan inovasi membuat betutu bebek atau dari daging lainnya seperti yang dilakukan penyaji betutu di tempat lainnya. "Paling pas memang betutu ayam karena ini menu orang Bali sejak dulu," ujarnya.
Ayam betutu Nugata menjadi menu favorit banyak orang. Nyoman Adiarta, salah seorang pelanggannya, sering membeli ayam di Warung Liku. Bukan hanya sebagai menu makan siang, tetapi juga saat ada hajatan di kantornya. "Ayamnya enak," katanya.
Juliana, warga Kuta yang sengaja datang ke warung itu, juga mengakui ayam betutu buatan Nugata sungguh nikmat. Ada rasa khas yang tidak ditemukannya pada ayam betutu di tempat lain.
Sementara itu, Diana, warga Denpasar, juga mengaku sering makan di Warung Liku bersama keluarganya. Dia suka karena menunya simpel sehingga piringnya tidak ramai dijejali makanan. "Rasanya pas dan harganya cukup murah," katanya.
Berita lainnya:
Resep Satai Ayam Saus Kacang dengan Salad Bali
Minum Jus dan Smoothie ini Demi Berkurang Rasa Sakit
Rahasia Lembutnya Sate Lilit Bali