TEMPO.CO, Jakarta - Tahukah Anda bahwa depresi itu tak hanya satu macam tapi beberapa macam? Penyakit mental banyak ditemukan sekarang ini, jadi tak ada salahnya bila kita mengetahui lima jenis depresi berikut ini.
#Depresi mayor
Depresi mayor atau klinis adalah masalah mental yang sangat serius dan mempengaruhi 20-25 persen orang dewasa. Depresi jenis ini bisa mempengaruhi tugas sehari-hari, seperti di kantor, sekolah, atau saat makan dan tidur. Jika dibiarkan, depresi mayor bisa berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Gejala yang ditunjukkan biasanya lesu, insomnia, kegelisahan, serta perasaan bersalah atau tak berharga. Dampaknya biasanya penderita malas bersosialisasi dan berat badan turun. Depresi jenis ini juga bisa terjadi karena faktor keturunan atau dipicu oleh peristiwa tertentu dalam hidup, seperti konflik hubungan, isolasi sosial, kekerasan, atau kehilangan orang yang dicintai.
#Dysthimia
Disebut juga kelainan depresif persisten. Dysthimia memiliki gejala-gejala umum dengan depresi mayor, seperti kurang bertenaga dan konsentrasi, tak ada keinginan untuk terlibat di kegiatan yang menyenangkan, serta berat badan turun atau naik.
Dysthimia juga tidak separah depresi klinis, tapi biasanya berlangsung lebih lama. Para penderitanya biasanya mudah marah dan di kemudian hari bisa berkembang menjadi depresi klinis. Meski tak ada cara untuk mencegahnya, depresi jenis ini bisa diredakan dengan kombinasi obat-obatan dan psikoterapi.
Baca Juga:
#Depresi pascamelahirkan
Biasanya dialami wanita yang baru melahirkan. Gejalanya umumnya adalah sedih berlebihan, kelelahan, atau kegelisahan. Para wanita itu kerap menangis tanpa alasan, terlalu banyak tidur, dan sulit menumbuhkan ikatan emosional dengan anak-anak mereka.
Bila dibiarkan, depresi jenis ini bisa berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Pengobatannya biasanya dengan obat anti-depresan atau konsultasi.
#Depresi musiman
Banyak terjadi di negara subtropis, terutama pada musim dingin. Gejalanya adalah perubahan suasana hati, sedih, dan gelisah selama musim dingin. Depresi ini kerap memicu meningkatnya selera makan, terutama pada makanan dengan kadar karbohidrat tinggi, seperti roti dan pasta. Para penderita depresi jenis ini kebanyakan wanita dengan rentang usia 15-55 tahun.
Penyebab depresi musiman ini tak diketahui secara pasti, tapi diperkirakan karena minimnya sinar matahari. Terapi ringan, anti-depresan, dan konsultasi ke ahli adalah cara yang bisa digunakan untuk mengatasi depresi ini.
#Depresi high-functioning
Depresi tak selamanya mudah dideteksi. Dari luar, para penderita depresi jenis ini biasanya terlihat bahagia dan sukses. Namun, saat di dalam ruangan, mereka menderita. Para penderita penyakit mental ini masih mampu melakukan tugas sehari-hari dengan normal meski sedang depresi. Cara mengatasinya dengan konsultasi ke pakar, terapi, dan obat-obatan.
CHEATSHEET | PIPIT
Baca juga:
Konsumsi Minuman Manis Berlebihan Picu Kanker
Ketahui Waktu yang Tepat Minum Kopi
Rahasia Tubuh Langsing seperti Gwyneth Paltrow