TEMPO.CO, Jakarta - Kasus mutilasi yang dilakukan ibu terhadap anaknya yang masih batita di Cengkareng, Jakarta, baru-baru ini menjadi salah satu bukti betapa kepedulian kita terhadap orang-orang dengan kemungkinan gangguan jiwa masih minim. Padahal gejala-gejala seseorang mengalami gangguan jiwa bisa dikenali dengan cukup mudah.
Dokter spesialis kesehatan jiwa, Eka Viora, mengatakan hal yang bisa dilihat dari seseorang yang memiliki gangguan jiwa antara lain perilaku yang keluar, apakah ada perilaku menyerang, agitasi, atau justru menarik diri.
Kemudian proses pikirnya, tentu kita bisa mengetahui ketika ada sesuatu yang janggal dari apa yang diyakini pikirannya. Ketiga adalah masalah yang terkait dengan emosinya, ada yang meningkat, ada yang menurun.
“Namun tujuan dari mengenali gejala-gejala ini bukanlah vonis bahwa seseorang itu mengalami gangguan kesehatan jiwa atau tidak. Untuk mendapatkan hasil tersebut, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, tidak bisa dilihat sepintas,” kata Eka dalam acara peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2016 di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Rabu, 5 Oktober 2016.
Namun gejala-gejala ini bisa dijadikan landasan bagi kita semua untuk melakukan pertolongan pertama psikologis atau psychological first aid. Tujuannya tentu saja mencegah gangguan kesehatan jiwa berkembang ke level lebih tinggi.
Jadi, ketika mendapati seseorang dalam lingkungan menunjukkan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera memberikan perhatian.
“Tunjukkan empati, bukan hanya simpati,” ujar Eva. “Karena mereka yang sedang mengalami gangguan kesehatan jiwa tidak membutuhkan rasa kasihan, penghakiman, pelabelan, dan lain-lain."
"Mereka tidak membutuhkan Anda ikut menangisi keadaan, melainkan tindakan nyata, seperti mengetahui kebutuhan mereka yang sifatnya pribadi dan rahasia. Tindak penyebaran rumor sama sekali tidak dibutuhkan,” tutur Eva.
Jika mereka berkeluh kesah, dengarkan. Jangan menutup jalan emosi yang sedang mereka keluarkan dengan mengatakan kalimat seperti “Sudahlah, ini takdir”, “Begitu saja cengeng”, “Hidup saya lebih susah”, dan lain sebagainya. Beri masukan jika mereka sudah merasa lega dan mampu berpikir jernih.
Artikel lain:
Jangan Buang Kulit Semangka, Makanlah dan Rasakan Manfaatnya
Asyiknya Berlibur di Rumah, Menyenangkan dan Hemat Tentunya
Telur, Makanan Super buat Ibu Hamil