TEMPO.CO, Jakarta - Bagi penikmat wisata kuliner, tak ada pantangan dalam mencicipi aneka jenis kuliner. Mereka tidak melihat keseimbangan gizi, yang penting enak.
Ahli kuliner dan gizi Budi Sutomo mengatakan gaya menikmati wisata kuliner bukan masalah jika dilakukan dengan benar. Tapi makanan enak bisa jadi tak sehat bila tak seimbang gizinya, salah pengolahan, atau terlalu sering mengkonsumsinya.
Ketidakseimbangan unsur gizi makanan diketahui menjadi pemicu yang menimbulkan penyakit degeneratif, seperti tekanan darah tinggi, diabetes melitus, jantung koroner, stroke, obesitas, dan kanker.
Penyakit akibat pola makan tak sehat biasanya tidak dirasakan langsung. Efeknya akan terakumulasi dalam jangka waktu lama. Satu-dua kali makan gulai otak memang tak mengapa.
"Jika dikonsumsi dalam jangka lama dan terus-menerus, meskipun dengan detoksifikasi terapi jus, tetap saja (kita) akan mengalami penumpukan purin dan menyebabkan penyakit asam urat," kata Budi, yang menulis buku Rahasia Sehat dengan Jus Buah dan Sayuran.
Kurangnya pengetahuan ilmu gizi juga bisa jadi sandungan. Budi mencontohkan menu yang salah: makanan pokoknya nasi, lauknya perkedel kentang, ditambah bihun goreng dan kerupuk. "Kelihatannya enak, tapi terlalu dominan karbohidrat. Sedangkan protein dan vitaminnya kurang," katanya.
Beberapa masakan cenderung dominan zat tertentu, misalnya gulai, tongseng, nasi goreng, mi goreng, dan rawon. Menu ini dominan karbohidrat, lemak, dan protein hewani, tapi sangat rendah protein nabati, serat, vitamin, dan mineral.
Memang tidak semua makanan Indonesia tak sehat. Beberapa yang mendekati ideal adalah gado-gado atau nasi pecel. Jenis makanan ini lengkap mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin, mineral, dan serat.
Dampak buruk makanan juga dimulai dari kesalahan teknik pengolahan. Contohnya adalah makanan yang dimasak berjam-jam, bahkan berhari-hari, hingga merusak unsur gizinya, terutama vitamin.
Berita lainnya:
Smoothie Pisang Oat yang Bikin Kenyang
Kiat Nyaman Beraktivitas dengan Hijab Syar’i
Cara Efektif agar Anak Menyukai Matematika