TEMPO.CO, Jakarta - Sulit membedakan anak 3 tahun itu dengan bocah lain seumurnya. Seperti ditayangkan pada rekaman video di aula Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok, bocah perempuan tersebut mengikuti tiap gerakan yang dilakukan psikolog anak, Fransisca Febriana Sidjaja. Dari mengulurkan tangan, memukul kotak plastik bersuara nyaring, sampai menyusun boks warna-warni.
"Anak dengan autisme dapat merespons dengan baik alat-alat yang saya berikan kepadanya," kata Febri dalam presentasi bertajuk “Metode Uji Saring Dini untuk Anak dengan Autisme”, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan autisme bocah itu tergolong cepat terdeteksi dan bisa segera ditangani. Menurut pakar psikologi anak dari University of Queensland ini, semakin dini autisme seorang anak terdeteksi, semakin besar peluang keberhasilan terapinya, sehingga anak itu dapat hidup normal hingga dewasa.
Maka, Febri melanjutkan, orang tua perlu mengetahui tanda-tanda autisme pada anak. Gejala paling umum adalah minimnya respons. Misalnya, saat dipanggil namanya, anak tidak bereaksi. Contoh lain adalah saat orang tua menunjuk sesuatu, seperti lampu, mata si anak tidak mengikuti arah telunjuk.
Febri menggolongkan gejala seperti itu dalam pemindaian tahap awal. "Belum tentu anak itu mengalami autisme," ujarnya. Namun anak yang minim respons seperti itu perlu diajak ke psikolog atau dokter tumbuh-kembang anak untuk diperiksa. Mereka bisa menentukan status perkembangan anak tersebut dengan berbagai metode. Febri, misalnya, menggunakan Autism Detection in Early Childhood alias ADEC.
ADEC adalah ukuran pengamatan untuk mendeteksi autisme pada anak-anak sedari usia 1 tahun. Metode ini dikembangkan Robyn Young, profesor psikologi dari Flinders University, Australia Selatan, pada 2007. Pengamatannya dilakukan berdasarkan 16 item tugas dan interaksi. Febri mengatakan pemeriksaan lewat metode ini bisa rampung dalam waktu 15-30 menit.
"ADEC dinilai lebih bebas bias budaya," tutur Febri. Misalnya, saat anak tidak bereaksi ketika diminta melambaikan tangan sebagai salam perpisahan, menurut metode lain, hal itu termasuk gejala autisme. "Di Indonesia tidak berlaku karena anak terbiasa dengan salam atau cium tangan."
Waktu yang paling tepat untuk memeriksakan tumbuh-kembang anak adalah saat anak berusia 1 tahun. Psikolog anak klinis dari Universitas Indonesia, Ike Anggraika, mengatakan, pada usia itu, anak mulai berinteraksi secara verbal. "Sebab, mereka sudah mulai bisa mengajak bicara orang tuanya," ucap Ike dalam acara yang sama.
Berita lainnya:
Terapi Selancar Untuk Penyandang Autisme
Pesan bagi Orang Tua dengan Anak Autistik
Identifikasi Awal Autisme Dapat Dideteksi Lewat Gadget