TEMPO.CO, Jakarta - Tidak jarang orang tua kebingungan ketika anak mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Naluri orang tua ingin membantu atau setidaknya mencarikan solusi untuk anak.
Menurut profesor dari University of Missouri, Cathy Vatterott, para orang tua sebaiknya tidak terlalu ikut campur membantu anak menyelesaikan PR. "Guru memberikan PR dengan tujuan untuk membantu anak menjadi pembelajar yang independen," katanya.
Hal ini bukan berarti Anda melepas anak menyelesaikan PR secara mandiri, Anda bisa membantu anak dengan membiarkannya menciptakan kebiasaan dalam menyelesaikan tugas. "Coba tanyakan pada anak, apakah dia memiliki rencana atau jadwal dalam menyelesaikan PR," saran pembimbing orang tua, Deborah Stipek.
Jika anak kebingungan, berikan anjuran kepada anak. "Apakah akan membantu jika kamu (anak) mengemil dulu sebelum mengerjakan PR? Atau, apakah kamu ingin bermain terlebih dulu baru mengerjakan PR?" Biarkan anak memutuskan sendiri dan ingatkan anak untuk selalu mematuhi perjanjian yang dibuatnya tersebut.
Perlu diingat, bahwa setiap anak memiliki pola yang berbeda. Misalnya, anak sulung lebih suka mengerjakan PR di lantai, sedangkan anak bungsu lebih suka mengerjakan PR di atas meja makan. Yang paling penting adalah pertegas aturan yang telah buat, misalnya PR harus diselesaikan terlebih dulu sebelum menonton televisi.
Ketika anak menghadapi kesulitan dalam mengerjakan PR, usahakan orang tua tidak menyelesaikan untuknya. PR sengaja diberikan untuk mengukur pemahaman murid akan materi yang diajarkan.
Jadi, biarkan anak menyelesaikannya sendiri. Cobalah mengulur waktu ketika anak menanyakan jawaban PR-nya. Dengan mengulur waktu, anak akan membaca kembali PR-nya dan terdorong menyelesaikannya sendiri. Cara lain yang bisa diterapkan adalah dengan memberikan tiga kali kesempatan bagi anak untuk bertanya. Setelah anak bertanya tiga kali, ingatkan anak untuk menyelesaikannya sendiri.
Selain itu, Deborah mengingatkan para orang tua dan guru bekerja sama dalam mendukung pembelajaran anak. Hindari mengucapkan komentar negatif tentang guru yang memberikan PR ataupun PR yang diberikan, di depan anak, seperti dilansir laman Parents.
Jika anak tiba-tiba menangis karena merasa tidak bisa menyelesaikan PR, peluk dan tenangkan anak. Namun, apabila anak merasa jengkel atau marah karena merasa kesulitan mengerjakan PR-nya, biarkan anak mencurahkan kekesalannya terlebih dulu baru setelahnya beri penjelasan kepada anak tentang pentingnya menyelesaikan PR.
Berita lainnya:
Tip Menemani Anak Belajar
Ibu Dominan Menularkan Rasa Takut kepada Anak
Belajar Prinsip Dasar Parenting dari Hewan, Kenapa Tidak?