TEMPO.CO, Kanada - Jangan anggap enteng gegar otak. Hasil penelitian di Toronto, Kanada, menunjukkan mereka yang pernah mengalami gegar otak akan merasakan dampaknya dalam beberapa tahun kemudian.
Penelitian ini melibatkan 43 pelajar yang juga olahragawan, 22 di antaranya dengan sejarah gegar otak. Hasilnya, mereka yang pernah mengalami gegar otak menunjukkan ada perubahan pada ukuran otak dan pembuluh darah.
Perubahan itu terlihat beberapa tahun setelah para pelajar itu didiagnosis menderita gegar otak. Atlet yang tak punya sejarah gegar otak tidak mengalami perubahan seperti itu.
Hasil pemindaian terhadap otak menunjukkan, pada olahragawan yang pernah mengalami gegar otak, volume otak mereka mengecil hingga 10-20 persen di bagian frontal lobe, di mana pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, dan kemampuan berbicara diolah.
Mengerutnya otak itu diikuti gejala seperti masalah emosional, sulit berkomunikasi, dan kesulitan saat berjalan dan berpikir. Begitu menurut National Institute of Health’s Alzheimer’s Disease Education and Referral Center. Namun pengecilan volume otak itu tak sampai menyebabkan alzheimer.
“Gegar otak dalam olahraga masih dianggap sebagai cedera jangka pendek. Namun hasil penelitian ini menunjukkan perubahan ukuran otak bisa berdampak pada kesehatan di masa mendatang, termasuk risiko cedera kambuh, depresi, dan masalah kognitif,” tutur Nathan Churchill, anggota tim peneliti, kepada Fox News.
Para peneliti juga mempelajari berkurangnya aliran darah ke frontal lobe, yang biasanya dikaitkan dengan masa pemulihan yang lebih lama pada cedera otak yang diderita pasien gegar otak. Hasil penelitian ini diharapkan tidak membuat para atlet kampus enggan bertanding karena takut mengalami cedera kepala. Justru para atlet itu diharapkan lebih paham cara menangani gegar otak.
PIPIT
Baca juga:
Raisa Ungkap Masalah Kulitnya
Hati-hati Penularan Virus Zika Melalui Hubungan Intim
Lupakan Diet, Ingin Tetap Langsing maka Menikahlah