Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset: Cedera Paling Banyak Terjadi di Jalan dan Rumah

image-gnews
Ilustrasi kotak P3K. nhsdirect.wales.nhs.uk
Ilustrasi kotak P3K. nhsdirect.wales.nhs.uk
Iklan

TEMPO.COJakarta - Cedera atau kecelakaan bisa terjadi kapan dan di mana saja, meski kita berusaha mencegahnya. Namun kita bisa meminimalkan akibat dari kejadian itu dengan siaga untuk pertolongan pertama.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, cedera yang paling banyak terjadi terdapat di jalan raya sebesar 42 persen. Lalu 36,5 persen terjadi di rumah dan 5,4 persen di sekolah. Jenis cedera didominasi luka lecet atau memar sebesar 70,9 persen, terkilir 27,5 persen, dan luka robek 23,2 persen.

Menurut Marketing Manager Hansaplast PT Beiersfdorf Indonesia Bayu Isnawan, dari angka ini, terlihat masyarakat belum mempersiapkan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan tidak memiliki keterampilan dalam penanganan pertama pada luka. “Mayoritas orang mencari P3K setelah mengalami luka, ini perlu mendapat perhatian khusus karena terhambatnya luka kecil dapat menimbulkan infeksi serius,” katanya dalam acara Kampanye #SiagaHansaplast di Jakarta, Kamis, 15 September 2016.

Penanganan yang salah seperti yang beredar selama ini, yakni mengoleskan pasta gigi pada luka bakar atau membersihkan luka terbuka dengan tisu basah, sering ditemukan. 

Wishnu Pramuditto dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia mengatakan pertolongan pertama pada cedera yang kurang tepat dapat menyebabkan infeksi. Hal ini sering ditemukan dalam kasus-kasus di instalasi gawat darurat. “Beberapa barang yang wajib dimiliki adalah kasa steril, perban, sarung tangan lateks, masker, plester, lodine, gunting, pinset, dan tentunya buku petunjuk penggunaan,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Praktisi keamanan dan keselamatan 4Life, Lelitasari, menerangkan, bukan berarti memiliki barang-barang di atas sudah siap dalam melakukan pertolongan pertama. Namun, dengan mengetahui cara pemakaian yang baik dan benar, lebih mempersiapkan diri kita saat beraktivitas. “Taruhlah P3K di tempat yang terlihat dan mudah terjangkau, rutin memeriksakan tanggal kedaluwarsa, dan teliti melihat kualitas kontennya,” tuturnya.

BISNIS

Berita lainnya:
Kiat Praktis Mengatasi Jerawat di Punggung 
Rapat Sambil Berjalan Kaki, Sehat dan Tepat 
Waspadai Efek Negatif Kecanduan Kopi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

13 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.