TEMPO.CO, Jakarta - Ketika melakukan perjalanan jauh, bukan tubuh saja yang terasa lelah, melainkan kulit juga mengalami hal serupa. Jika Anda kerap bepergian menggunakan pesawat terbang, coba cek apa saja “keluhan” kulit selama perjalanan, terlepas apakah duduk di kelas pertama atau ekonomi.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada kulit Anda di ketinggian 30 ribu kaki dan bagaimana solusinya agar kulit terhindar dari kerusakan? Melissa Kanchanapoomi Levin, dermatolog di Rumah Sakit Mount Sinai, New York, Amerika Serikat memberikan penjelasan seperti dikutip dari Allure.
“Biasanya, kulit nyaman saat kelembapan ruang antara 40 sampai 70 persen,” kata Melissa. Sedangkan kelembapan kabin pesawat rata-rata hanya 20 persen, kurang dari setengah yang dibutuhkan kulit. Akibatnya, kulit menjadi kering, bersisik, atau kemerahan. Berikut ini detail imbas dari kondisi kabin pesawat yang relatif kering untuk kulit.
1. Kulit kering, bersisik, dan kemerahan
Penangkal terbaik dari kondisi ini adalah dengan banyak air dan memilih produk yang menghidrasi kulit selama penerbangan. Cari produk yang mengandung asam hyaluronic. “Ketika tidak ada air di udara, pelembap tidak bekerja dengan baik karena tidak ada zat perantaranya,” kata Melissa.
Asam hyaluronic adalah molekul gula yang ditemukan secara alami pada kulit yang mampu mengikat air. Hindari memakai face mist di dalam kabin karena air akan menguap dari kulit dan membuat kulit yang kering semakin parah.
2. Mata, hidung, bibir, dan kutikula lebih sensitif
Di pesawat, bahkan selaput lendir pun bisa kering dan berdampak pada sensitivitas Anda. Efek samping lain yang tidak terlalu besar dapat mencakup mimisan, bibir kering, serta mata merah dan gatal. Bawa pelembap dan obat tetes mata. Gunakan setiap dua jam jika mata terasa gatal atau iritasi.
3. Kulit berminyak
Udara kering dan kelembapan rendah akan menyebabkan dahi, dagu, pipi, dan hidung berminyak. Produksi minyak meningkat adalah cara kulit mencoba melawan udara yang kering.
4. Ketinggian membuat kulit kusam
Anda mungkin berada pada ketinggian jelajah antara 6.000 sampai 8.000 kaki, yang setara dengan apa dirasakan jika berdiri di puncak gunung. Semakin tinggi posisi pesawat, aliran darah untuk kulit semakin berkurang. Ini dapat membuat penampilan terlihat kusam.
5. Retensi air membuat wajah tampak bengkak setelah terbang
Terlalu banyak asupan garam selama penerbangan panjang menyebabkan tubuh mengalami retensi air. Akibatnya, wajah tampak bengkak. Setelah mendarat, lakukan sedikit olahraga meskipun hanya berjalan-jalan. Olahraga dapat memobilisasi cairan ekstra.
6. Jangan lewatkan tabir surya
Berada dekat matahari berisiko tinggi terhadap kerusakan sampai kanker kulit, terutama jika Anda duduk dekat jendela pesawat. “Sinar ultraviolet jauh lebih intens pada ketinggian, dan dengan udara tipis, lapisan udara pelindung radiasi matahari semakin tipis,” kata Melissa. Karena itu, jika Anda melakukan perjalanan di siang hari dan tidak mendapat tempat duduk yang aman dari sinar matahari, memakai tabir surya adalah keharusan.
7. Kecemasan akan merusak kulit
“Ada tingkat kecemasan yang terjadi ketika kita terbang, dan ini dapat meningkatkan hormon stres,” kata Melissa. Kulit yang stres akan tampak kemerahan dan bisa jadi mengalami peradangan, seperti eksim atau psoriasis.
NIA PRATIWI
Berita lainnya:
Atasi Rasa Tegang Saat Memulai Pekerjaan Baru
Halau Nyamuk Aedes Aegypti Penyebar Virus Zika
Bergaul dengan Teman Ramping Bisa Bikin Kamu Langsing