Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengaku Jago Lari, Coba Buktikan di Lari Mundur

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi lari mundur. dailymail.co.uk
Ilustrasi lari mundur. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah terbiasa dan hebat dalam berlari sprint sampai marathon, coba buktikan kepiawaian Anda dalam lari mundur. Di Amerika Serikat, London, dan Cina, lari mundur sudah menjadi kebiasaan dan telah dilombakan. Di Indonesia, lari mundur juga akan diadakan pada Minggu, 18 September 2016.

Kegiatan ini digelar untuk memperingati bulan peduli kanker limfoma atau kanker kelenjar getah bening. “Organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan setiap bulan sebagai peringatan kanker, misalnya setiap 15 September memperingati kanker limfoma, dan Oktober untuk kanker payudara,” kata Aru Wisaksono Sudoyo, Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia dan Ketua Yayasan Kanker Indonesia di Jakarta, Senin 5 September 2016.

Berdasarkan data Global Cancer 2012, setiap 90 detik ada satu orang yang dinyatakan terkena kanker limfoma atau sekitar 400 ribu orang terdiagnosa menderita penyakit ini –baik pria maupun wanita, setiap tahun. Adapun prevalensi penderita limfoma di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013 menunjukkan sebanyak 14.905 penduduk mengidap kanker kelenjar getah bening. Provinsi Jawa Barat menjadi daerah dengan penderita kanker limfoma terbanyak, yakni 2.728 orang.

Lari mundur dilakukan di Jakarta, mulai dari pelataran FX Sudirman hingga kawasan Gelora Bung Karno dengan jarak tempuh sekitar 3,5 kilometer. Masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam mendaftar secara online melalui www.retrorun.co.id atau datang ke gerai RetroRun di FX Sudirman. Setelah mendaftar, para calon peserta lari mundur membayar Rp 150 ribu yang akan disumbangkan untuk Yayasan Kanker Indonesia. “Jadi berlari sambil beramal,” kata Mada Shinta Dewi, Country Manager PT. Mundipharma Healthcare Indonesia, sebagai penyelenggara.

Lantas kenapa memilih lari mundur? Mada menjelaskan filosofinya diambil dari atlet lompat jauh. “Atlet lompat jauh itu biasanya mundur dulu beberapa langkah untuk kemudian lari dan melompat, melenting ke atas,” katanya. “Intinya, bagaimana langkah kita ke depan untuk mencegah kanker.”

Aru menjelaskan, ketika melakukan lari mundur, peserta tidak harus serius. Dia berharap para pelari mendapatkan kegembiraan ketika melakukan lari mundur sebagai kegiatan yang masih tak lazim di Tanah Air. “Silakan lari sambil kepala menoleh ke samping atau ke depan, sambil selfie juga bisa,” katanya. “Ini bukan adu cepat.” Meski begitu, Mada memastikan aka nada penghargaan bagi mereka yang bisa lari mundur dengan baik.

Mada menjelaskan, dari jarak 3,5 kilometer yang ditempuh pelari mundur, panitia menyediakan tiga posko pemberhentian. Di setiap posko bertema tahun 1970-an, 80-an, dan 90-an itu, setiap peserta akan mendapatkan informasi tentang apa itu kanker limfoma, bagaimana mendeteksinya, dan penanganannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kenker kelenjar getah bening adalah jenis kanker yang terjadi pada sistem limfatik yang tumbuh akibat mutasi atau adanya perubahan sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal menjadi abnormal dan ganas. Limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ, termasuk kelenjar getah bening, limpa, sum-sum tulang, dan darah.

Gejala umum yang terjadi pada penderita kanker limfoma antara lain, pembengkakan pada kelenjar getah bening yang biasanya terjadi pada leher, ketiak, dan lipatan paha; demam; berat badan turun drastis; dan kehilangan selera makan. Selain itu, penderita meras mudah lelah, sesak napas, batuh, gatal di seluruh tubuh, pembesaran amandel, dan sering sakit kepala.

Cara yang dilakukan untuk mendeteksi kanker limfoma adalah dengan melakukan lymph node biopsy, tes darah, bone marrow test, imaging (x-ray, CT scan, MRI scan, dan tomografi). Adapun faktor risiko terkena kanker limfoma bisa karena usia, genetika, pernah tertular virus Epstein atau EBV, lemahnya sistem kekebalan tubuh, dan terpapar bahan kimia beracun.

RINI KUSTIANI

Berita lainnya:
Atasi Rasa Tegang Saat Memulai Pekerjaan Baru
Perlakuan Kosmetik yang Salah Percepat Kedaluwarsa
Bergaul dengan Teman Ramping, Bisa Bikin Kamu Langsing

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

13 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.