TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca yang terlalu panas atau dingin selama masa kehamilan ternyata bisa berpengaruh buat janin. Sebuah penelitian menjelaskan bagaimana faktor cuaca ekstrem bisa menyebabkan bayi lahir prematur.
Berada di daerah dengan cuaca terlalu panas atau dingin selama tujuh minggu pertama kehamilan bisa menyebabkan bayi lahir lebih awal. Wanita yang terus terpapar cuaca panas hampir sepanjang masa kehamilan juga berisiko melahirkan bayi prematur.
Para peneliti itu sendiri tak tahu pasti apa yang menyebabkan faktor cuaca berpengaruh begitu besar terhadap kehamilan. Mereka hanya meyakini stres akibat cuaca ekstrem mempengaruhi perkembangan plasenta dan aliran darah ke uterus sehingga menyebabkan bayi lahir lebih awal.
Masa normal kehamilan adalah 39-40 minggu. Bayi yang lahir sebelum 37 pekan berisiko terkena asma, masalah paru-paru, cacat, bahkan kematian. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal Environmental Health Perspectives.
Dari hasil penelitian yang dilakukan tim dari Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) di Amerika Serikat ditemukan fakta bahwa wanita yang terpapar panas ekstrem selama tujuh minggu pertama kehamilan memiliki kemungkinan melahirkan sebelum 34 minggu sebesar 11 persen dan 4 persen lagi melahirkan setelah 37-38 minggu.
Tinggal di tempat yang sangat panas selama masa kehamilan menimbulkan risiko bayi dilahirkan sebelum kandungan berusia 34 minggu sebesar 6 persen dan pada masa kehamilan 37-38 pekan sebesar 21 persen. Risiko melahirkan prematur akibat cuaca dingin tak sebesar cuaca panas.
Hasil penelitian lain menunjukkan bayi yang dilahirkan prematur lebih berisiko tumbuh dengan kondisi fisik dan kesehatan yang tidak sebaik bayi yang lahir tidak prematur.
PIPIT
Artikel lain:
6 Makanan yang Ampuh Memerangi Diabetes
Singkong, Murah tapi Manfaatnya Tidak Murahan
Talas Sahabat Kesehatan, tapi Jangan Dimakan Berlebihan