TEMPO.CO, Jakarta - Ada dua pertimbangan ketika kita memilih celana dalam, kenyamanan dan model. Kadang, kita memilih keduanya atau hanya salah satu. Namun, kita juga tak akan mengabaikan organ vital ketika memutuskan membeli celana dalam.
Celana dalam bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri dan kuman penyebab infeksi, iritasi, gatal-gatal, dan memperparah masalah kesehatan. Ada bahan celana yang tidak menyerap keringat sehingga mempengaruhi kenyamanan, dan keseimbangan dari bakteri baik dan jahat.
Baca Juga:
Lalu, celana dalam seperti apa yang sebaiknya kita pilih? Berikut ini beberapa pertimbangannya.
Bahan katun bisa dijadikan opsi nomor satu karena menyerap keringat. Harganya pun tidak mahal. Celana dalam dari sutra jelas sangat mahal, dan model yang berenda-renda bisa menyebabkan iritasi. Jadi, bahan katun tanpa hiasan memang pilihan yang paling baik.
Bahan sintetis juga bukan pilihan yang bijaksana, terutama bila kita banyak beraktivitas. Jauhi pula yang berbahan dasar karet lateks seperti yang dipakai Miley Cyrus.
Namun, para ilmuwan tak bisa memutuskan mana yang paling baik, katun, sutra, atau poliester. Bahan sintetis sebenarnya tidak ada masalah asalkan kualitasnya tak jauh berbeda dengan katun.
"Bahan katun akan lebih basah setelah berolahraga, jadi bila kita tipe orang yang banyak berkeringat, bahan sintetis mungkin lebih nyaman digunakan," kata spesialis kandungan Jennifer Gunter, M.D. kepada SELF.
Celana dalam basah bisa menjadi sarang kuman, sedangkan area tubuh yang dilindungi harus tetap kering. Pemakaian celana dalam berbahan sintetis tidak ada masalah selama kulit tidak sensitif.
Hindari juga celana dalam yang terlalu ketat karena akan menyebabkan kulit tergores atau iritasi. Namun, apa pun bahannya, memakai celana dalam yang basah itulah yang berbahaya dan tidak nyaman. Jadi, yang lebih penting sebenarnya adalah menjaga area bikini tetap kering.
"Beberapa orang memilih jenis bahan tertentu dan tidak menyukai yang lain. Semuanya berkaitan dengan selera dan aman selama bahannya bukan dari plastik atau lateks," kata Gunter.
PIPIT
Artikel lain:
Ubi, Aman buat Diet sampai Melawan Kanker
Singkong, Murah tapi Manfaatnya Tidak Murahan
Terpengaruh Pesohor, Warga Inggris Keranjingan Kelapa