TEMPO.CO, Jakarta - Anda sudah lama menunggu, bahkan mencari, seorang tambatan hati. Namun hingga kini belum kunjung bertemu. Apa yang salah?
Ketika perempuan belum juga mendapatkan pasangan, mungkin karena dia belum memaksimalkan kualitas diri sehingga sulit bagi para gentleman atau pria yang berkualitas tersebut mendekat. “Pada dasarnya, setiap individu itu sama. Bagaimana dia meningkatkan dirinya, mengoptimalkan potensinya, memaksimalkan kualitasnya, itulah yang menjadikan seseorang sebagai gentleman dan gentlewoman," kata Anggia Chrisanti, konselor dan terapis di Biro Konsultasi Psikologi Westaria.
Jadi, keluarkan potensi terbaikmu sehingga menjadi manusia idaman agar cocok mendampingi pasangan idaman pula. "Kualitas yang kita harapkan dari seseorang, sedikit banyak berkaitan dengan kualitas kita sebagai individu," kata Anggia. Sebab itu, spesifikasi gentleman dan gentlewoman sama. Pria macam apa yang ingin kita dapatkan? Maka yang seperti itu pula harus diupayakan ada pada diri sendiri.
Intinya, kita akan disukai dan dicintai karena kita memang pantas diperlakukan demikian. Apa saja kriterianya? Berikut ini penjelasan Anggia:
1. Daya tarik fisik
Kriteria ini tidak serta-merta berasal dari ragawi yang rupawan, melainkan daya tarik fisik yang bersumber pada rasa percaya diri. Pribadi yang percaya diri akan membentuk penampilannya menjadi lebih menarik di hadapan orang lain.
Juga bagaimana seseorang itu menjaga dirinya, dalam hal kebersihan, keserasian, kerapian, dan kepatutan. Bagaimana dia menjaga dirinya, begitu pula dia akan menjaga kita.
2. Pembawaan atau kepribadian
Kriteria ini bisa dilihat dari beberapa contoh, seperti antusiasme, penuh semangat, namun tetap berbicara apa adanya. Ramah dan memiliki senyuman tulus. Mau dan mampu mengucapkan maaf dan terima kasih kepada siapapun. Punya etika, seperti selalu mempertimbangkan perasaan orang lain dan berusaha mentaati hukum yang ada, serta bisa diandalkan.
3. Latar belakang
Kriteria ini meliputi keyakinan dan visi-misi dalam hidup. Masalah keyakinan, tentu ini prinsipil. Akan sulit menjalani sebuah perahu dengan dua nahkoda. Sedangkan visi-misi, karena kita selalu membutuhkan pasangan dengan visi-misi yang bisa diterima dan diyakini.
Biasanya berkaitan dengan bagaimana dia melihat sebuah keluarga dan menginginkan keluarga kecilnya terbentuk. Tentang arah kesuksesan dan bagaimana dia mengerahkan energi untuk mencapai tujuan, serta caranya memandang kehidupan akhirat -Tuhan, agama, dan kekonsistensi dalam menjalankan aturan di dalamnya.
Berita lainnya:
5 Makanan Super Kesehatan Payudara
Demi Kesehatan Kacamata Hitam Harus Diganti Setiap 2 Tahun
Trik Berbusana Agar Badan Tampak 5 Kilogram Lebih Langsing