TEMPO.CO, Jakarta - Kue cucur merupakan kue khas Asia Tenggara. Tidak hanya melegenda di Indonesia, kue ini juga terdapat di negara tetangga. Kue cucur di Malaysia dikenal dengan nama kuih cucur dalam bahasa Melayu, as khanom fak bua atau khanom jujun di Thailand. Sedangkan di Brunei dan daerah Sabah serta Serawak dikenal dengan istilah pinjaram.
Layaknya kue cucur di Betawi dan Kalimantan Barat, kue cucur sering disajikan saat hari besar ataupun acara adat seperti pernikahan, dan potong rambut bayi. Di Thailand Selatan, kue ini juga dihidangkan dalam acara pernikahan. Di Gorontalo, kue cucur disajikan pada acara panen padi.
Masyarakat Betawi dan Sunda memberi nama cucur karena kue ini dibuat dengan cara mengucurkan atau meneteskan adonan ke dalam wajan. Sedangkan di Sulawesi, pinggiran kue dibuat berenda sebanyak 32 buah dengan makna kue ini dibuat oleh seorang perawan atau wanita yang ketika menikah masih perawan.
Kue cucur merupakan kue basah tradisional yang terbuat dari tepung beras, bertekstur lembut di tengah dan renyah di bagian tepi. Rasanya manis legit dengan paduan aroma gula merah dan pandan. Kue ini berpori. Cara membuatnya dengan cara digoreng.
Bahan:
500 ml air
200 gr gula merah
2 lbr daun pandan
250 gram tepung beras
50 gram tepung terigu
½ sendok teh garam
Minyak goreng secukupnya
Cara membuat:
- Didihkan air, gula merah serta daun pandan sambil diaduk. Jika gula sudah larut, saring dan dinginkan.
- Dalam wadah berbeda, campur tepung beras, tepung terigu serta garam, aduk campuran hingga merata.
- Tuang air gula sedikit demi sedikit sambil diaduk dan ditepuk. Diamkan adonan kurang lebih 20 menit.
- Goreng adonan dalam wajan cekung dengan cara dikucurkan, sambil disiram berulang kali dengan minyak panas hingga adonan berlubang membentuk pori.
- Putar balik adonan, jika telah matang merata, angkat dan tiriskan.
DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Tip Menata Jam Dinding di Rumah
Perhatikan 5 Masalah Kulit yang Mirip Jerawat
`Kepo`, Apakah Si Introver Sedang Jatuh Cinta?