TEMPO.CO, Jakarta - Menghadapi perceraian memang bukan hal mudah. Rasa sakit, sedih, hingga terguncang kerap dirasakan. Bila memang itu yang dirasakan, jangan berpura-pura bahagia. Ini saran termudah, walau pasti prakteknya sulit.
“Tidak ada jalan lain kecuali mengikuti aturan main terbaik yang bisa dilakukan,” ucap Anggia Chrisanti, konselor dan terapis dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria. Meski sulit, cobalah untuk tetap tegar dan kuat, serta hindarkan diri dari perilaku berikut ini:
1. Jangan curhat sembarangan
Pada masa rehat (proses perceraian), jangan pernah tergoda membuka masalah yang dihadapi pada orang yang bukan ahlinya, sekalipun itu sahabat. Masa-masa ini riskan masuk pendapat-pendapat yang justru merugikan.
“Termasuk di sini jangan curhat pada orang lain, apalagi lawan jenis. Godaan selalu ada (untuk berbuat hal-hal yang di luar kepatutan),” ujar Anggia. Gunakan waktu ini dengan sangat bijak dengan tujuan dan niat yang suci untuk mengembalikan keutuhan rumah tangga. Harapan untuk kembali bersama selalu ada, bukan?
2. Tahan diri, khususnya di media sosial
Jangan mengumbar apa pun, terlebih di media sosial. Kenapa? Karena ujung-ujungnya ini hanya akan menjebak seseorang dalam dunia pencitraan “pura-pura bahagia”.
“Berbuat hal-hal 'asyik' yang hanya pencitraan, lalu mendapat pujian atau 'likes', tidak akan membuat Anda lebih baik. Sebaliknya, justru semakin terpuruk dalam perasaan yang palsu,” kata Anggia.
3. Jujur
Jujurlah kepada Tuhan dan diri sendiri tentang perasaan Anda. Terus lakukan hingga merasa cukup lega. Lalu tetaplah berbuat baik dan benar. Jika sulit untuk diri sendiri, lakukan demi anak tersayang. “Jelas mereka tidak layak menanggung perbuatan destruktif orang tuanya,” kata Anggia.
Berita lainnya:
6 Barang Biang Keladi Perang Saudara
Bahaya Microwave, dari Katarak sampai Kanker
Pria yang Sering Naik Sepeda Motor Jarak Jauh Rentan Alami Infertilitas