TEMPO.CO, Jakarta - Jika anak terlihat sering mengurung diri di dalam kamar atau tampak sedih yang berkepanjangan, jangan abaikan perilaku ini. Meskipun perubahan hati anak adalah hal yang umum dalam masa pertumbuhannya, sedih atau menarik diri terlalu lama menandakan ada yang salah dalam kesehatan mental anak. Bisa jadi anak mengalami depresi.
Depresi adalah kondisi kesehatan mental serius yang dapat mempengaruhi orang tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Secara psikologi, anak depresi saat dia mengalami suatu kejadian yang membuatnya trauma. Dia merasa tidak berdaya, membuatnya merasa tidak berarti, dan terpojok. Rutinitas yang padat, persaingan di sekolah, menghadapi berbagai perbedaan, mempertahankan harga diri, bullying, juga perlakuan orang di sekitarnya yang tidak berkenan, dapat membuat anak depresi.
Banyak orang tua yang gagal mendeteksi saat-saat di mana anak mereka mengalami masa tak berdaya, tertekan, dan sendiri. Mereka baru menyadari anaknya depresi saat mulai beranjak dewasa. Berikut ini tip untuk mendeteksi dan menghadapi anak depresi.
- Orang tua harus menyadari bahwa depresi adalah kondisi mental yang serius. Orang tua harus menerima kenyataan bahwa anak membutuhkan bantuan.
- Jangan mengejek anak ketika ia marah atau menangis karena ini adalah gejala depresi. Anda hanya akan memperburuk keadaan jika berlaku terlalu keras kepada anak.
- Jangan putus asa dan terlalu cemas terhadap kondisi anak. Orang tua harus bersikap kuat dan senantiasa memberikan dukungan sehingga anak merasa diperhatikan dan memiliki seseorang untuk bersandar.
- Luangkan banyak waktu bersama anak. Bahkan jika harus mengambil cuti, ambillah. Gunakan waktu agar orang tua dapat lebih memahami penyebab anak merasa tertekan.
- Jika terapi dengan kedekatan ikatan orang tua dan anak belum membuahkan hasil yang optimal, konsultasikan dengan psikolog. Dampingi anak, jangan sampai Anda melewatkan sesi terapi. Orang tua juga dapat berbicara dengan psikolog secara pribadi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
- Pastikan anak mengikuti saran yang diberikan psikolog, seperti latihan relaksasi, mengikuti diet, dan terapi.
- Dorong anak agar dapat lebih bersosialisasi, aktif mengikuti kegiatan komunitasnya, apa saja kegemarannya, olahraga favoritnya, mengajaknya menonton film, dan bermain di luar rumah.
BOLDSKY | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Skyloft, Tempat Nikmati Macet Jakarta dari 'Langit'
Terlalu Lama Menjomblo, Cek Apa Saja Penyebabnya
Jangan Malu Pakai Bedak Bayi, Ternyata Banyak Manfaatnya