TEMPO.CO, Jakarta - Jika anak tengah asyik di kamar mandi, jangan putuskan keasyikannya secara mendadak. Bujuk dia perlahan. "Katakan kepadanya, "Kasihan nih bebeknya sudah kedinginan. Ayo dilap. Kayaknya adik perlu mainan yang lain, nih," kata konsultan anak dari Ashanda Consulting, Aschinfina Handayani.
Cara lain untuk menghentikan anak mandi adalah menggunakan timer. Saat timer berbunyi, beri penjelasan bahwa saatnya bermain dengan mainan lain.
Bagi anak yang sudah berusia di atas 5 tahun, lain lagi metodenya. Cara memberi tahu untuk mereka lebih bersifat penjelasan karena mainan sudah tidak efektif lagi. Media yang bisa dimanfaatkan adalah yang ada di sekitarnya. Misalnya, jika dia tidak mandi, teman-temannya tidak akan mau bermain bersamanya lantaran ia masih bau. Atau, jika dia tidak mandi, ia akan mudah terserang penyakit kulit, seperti gatal-gatal.
Menurut Handayani, sebenarnya saat anak sudah bisa mengenal anatomi tubuhnya—pada usia sekitar 4 tahun, semestinya ia diberi kepercayaan untuk mandi sendiri. "Bersih atau tidak, biarkan saja. Itu bagian dari proses belajar," ujarnya.
Dengan mendapat kepercayaan, anak akan merasa bangga sehingga tumbuh rasa percaya diri. Selain itu, anak menjadi tahu susunan anatomi tubuh dan bagian mana saja yang mudah kotor dan menjadi sarang bakteri sehingga perlu dibersihkan.
Tentu, perlu juga penjelasan bahwa fungsi mandi adalah membersihkan diri sehingga bagian yang kotor harus dibersihkan. Kotoran yang tidak dibersihkan akan menumpuk dan menjadi sarang bakteri penyebab penyakit.
Berikut ini tip bila anak betah di kamar mandi:
1. jangan paksa anak meninggalkan kamar mandi secara mendadak,
2. bujuk dia dan beri pengertian bahwa saatnya bermain dengan mainan lain,
3. gunakan timer,
4. jalin komunikasi hingga anak melakukan kegiatan lain.
Berita lainnya:
Idealnya, Berapa Kali Bayi Mandi
Bolehkah Mandi Bersama Si Buyung?
Stop Gunakan Sabun untuk Mencuci Wajah!