TEMPO.CO, Jakarta - Generasi milenium atau generasi Y adalah sebutan bagi mereka yang lahir pada periode tahun 1980-2000. Sudah barang tentu karakteristik mereka berbeda dengan generasi sebelumnya, yaitu generasi X.
Bila Anda bagian dari generasi X dan banyak bekerja berdampingan atau pun menjadi atasan generasi Y, baiknya Anda menyikapi dan menyiasati perbedaan pola kerja antara Anda dengan mereka. Perlu diingat, genarasi Y hidupnya terbiasa difasilitasi dan dipermudah oleh kemajuan teknologi.
Beberapa kiat ini bisa Anda terapkan dalam bekerja bersama generasi Y:
1. Terbuka pada perbedaan
Kini adalah masa dimana generasi Y mengisi dunia kerja. Jangan kaget dan bersikaplah terbuka. Tidak perlu merasa tertinggal dengan teknologi yang mereka gunakan.
“Generasi muda memang lebih gesit atau mudah dalam menyelesaikan masalah karena sudah sangat mengandalkan internet. Saya percaya diri saja, karena bagaimana pun generasi tua pada umumnya menang di urusan pengalaman,” ujar Ria Pohan, Presiden Direktur Mitra Media Komunika.
Pola pikir generasi Y berbeda dengan Anda. Kebanyakan dari Anda mungkin terbiasa dengan pola learning by doing, tapi generasi Y senang dengan penjabaran yang jelas dan terstruktur. Maka, sampaikan informasi dengan gamblang. Misalnya mengenai deskripsi pekerjaan, peraturan hingga imbalan yang akan mereka dapatkan bila bekerja dengan baik.
2. Biarkan mereka berekspresi
Generasi Y senang mengeluarkan ide-ide kreatif. Berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan ide dan pendapat mereka. Mengekang sisi kreatif akan membuat mereka tidak nyaman dan tertekan. “Coba dengarkan ide dan saran mereka. Dari segi kreativitas mereka mungkin lebih up-to-date karena mengikuti perkembangan zaman. Jangan malu untuk saling berbagi ilmu dengan yang muda,” saran Ria.
3. Buat mereka betah
Generasi Y identik dengan si kutu loncat atau gemar berpindah kerja. Ini terjadi karena mereka mudah bosan. Agar mereka betah, berikan tantangan. Misalnya dengan merotasi kerja mereka. “Mereka biasanya senang diberi tantangan agar bisa membuktikan bahwa mereka bisa. Saya biasanya mengganti deskripsi pekerjaan mereka dengan merotasi pekerjaan,” ujar Herlina Anggraini, seorang wiraswasta dengan pegawai dari generasi Y. “Mereka juga senang mendapat ilmu baru, jadi kadang saya mengikutsertakan mereka dalam seminar dan berbagai kursus. Dari situ mereka akan menjadikan ilmu itu sebagai ajang tampil atau pembuktian,” tambahnya.
4. Perkuat kerja kelompok
Generasi Y terbiasa bekerja dalam sebuah kelompok sejak bangku SMA dan kuliah. Mereka dilatih untuk terbiasa berdialog atau bahkan berdebat dan melakukan presentasi. Terkadang, ini membuat mereka agak takut maju sendirian. Ketika memasuki dunia kerja, mereka berharap mendapatkan atmosfer yang serupa dengan bangku kuliah. Sebagai pemimpin, Anda dapat menciptakan wadah bekerja kelompok seperti itu agar menghasilkan berbagai ide dan inovasi baru. Namun bukan berarti Anda menyerahkan semua hal kepada kelompok. Kemampuan individu tetap harus terlihat; caranya dengan membiarkan mereka berdiskusi namun memberikan deskripsi pekerjaan spesifik kepada tiap individu.
5. Komunikasi tepat sasaran
Generasi Y merupakan generasi kritis yang tidak mudah menerima segala sesuatunya begitu saja. Mereka kerap kali menanyakan alasan atau latar belakang suatu hal, terutama bila mereka kurang yakin. Dalam berkomunikasi dengan generasi Y, Anda harus menyampaikan informasi secara transparan dan tepat sasaran. Generasi Y juga ingin diberi kesempatan untuk banyak bertanya dan mengetahui penyebab segala hal. “Mereka banyak bertanya, jadi sabar saja dan berikan jawaban yang jelas. Justru jangan bertele-tele. Mereka praktis. Tapi karena banyak bertanya, mereka tahu betul apa yang harus mereka lakukan,” ungkap Herlina.
Berita lainnya:
Pasangan Lakukan Kekerasan? Ini yang Harus Anda Lakukan
Kembali Masuk Kerja Kok Malah Happy? Ini Sebabnya
Pentingnya Kesehatan Jiwa Raga dalam Pernikahan