TEMPO.CO, Jakarta - Sunday Brunch di Sapori Deli akan membuat pencinta kuliner menjadi orang Italia dalam sehari. Selain menyajikan hidangan, restoran di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat, ini membawa serta tradisi keluarga Italia saat bersantap.
"Semua hidangan tersedia di atas meja, bukan all-you-can-eat seperti umumnya," kata Felicia Setiawan, Direktur Komunikasi Pemasaran Sapori Deli, di lokasi. Di Italia, keluarga menempati nomor urut pertama dalam aspek kehidupan dan dijaga kehangatannya dengan tradisi makan bersama.
Menurut Wina Wilanisa Wirsatyo, konsultan Fairmont, menyantap hidangan yang ada di atas meja beramai-ramai menciptakan suasana kekeluargaan nan mesra. Sapori Deli mengadopsi kebiasaan itu. Penyajian ini berbeda dengan kebanyakan restoran yang bergaya prasmanan. Pengunjung mesti beranjak dari kursi untuk mengambil hidangan di bufet.
Di Sapori Deli, kita bak berada di pesta pernikahan Batak. Hidangan demi hidangan datang seperti tak putus-putus. Dimulai tujuh sajian Antipasti dan Insalata. Ada Grilled Marinated Vegetable, salad dengan siraman limau, Buffalo Mozzarela Salad, Quinoa, Wagyu Beef Carpaccio, Panzanella, dan tentu saja Caesar Salad. Sayur-sayuran dihidangkan segar, terlihat hijau, tak layu terkena panas, dengan aroma minyak zaitun.
Bukan hidangan Italia jika tak ada daging dan keju. Pada parade pembukaan, daging dan keju disajikan apik dalam charcuterie--sajian aneka daging dingin--khas Italia. Lidah pencinta keju akan dimanjakan dengan hidangan ini. Bak pesta keju, daging-daging di atas talenan dilengkapi dengan parmesan, taleggio yang baunya nyelekit, pecorino romana yang keras, dan provolone. Gurihnya keju dan daging akan disemarakkan oleh rasa asam-manis selai anggur dan anggur hitam.
Sensasi rasa gurih kembali akan menyapa lewat sup yang dibuat berbeda-beda setiap pekan. Siang itu, juru masak membuat sup tomat. Rasanya mirip seperti kuah sarden, tapi lebih ringan. Cobalah nikmati dengan grissini alias roti tongkat atau biskuit untuk memperkaya sensasi rasa manis, asam, dan gurih di lidah.
Perjalanan masih panjang. Jadi sisakan banyak ruang di balik pusar Anda. Pelayan dengan cekatan mengganti piring, mangkuk, dan sendok-garpu yang kotor, serta mengisi gelas yang hampir kosong. Mereka kemudian kembali lagi dengan tiga menu pasta, yaitu Zitti ala di Pomodoro, Parmigiano di Melanzane, dan Risotto. Tempo memilih Risotto berwarna cokelat yang diramu dengan jamur dan keju. Rasanya manis-gurih dengan tekstur seperti bubur.
Anjuran berhenti makan sebelum kenyang tampaknya tak berlaku setiap Ahad pukul 11.00-15.00 di restoran ini. Pelayan kembali membereskan meja dan segera menghadirkan menu utama. "Tidak semua main course atau principle dikeluarkan. Pengunjung harus memilih salah satu," ujar Wina. Pilihannya adalah Beef Sirloin, Barramundi alias kakap putih, dan Slow Cooked Chicken atau vegetarian. Sunday Brunch menyajikan dressing yang berbeda untuk setiap pilihan daging.
Setelah itu, kita kembali bebas memilih. Sembilan pencuci mulut dikeluarkan sekaligus di meja. Dari tiramisu, panacotta, chocolate mousse, sampai buah-buahan tumplek-blek di meja. Teh dan kopi turut menemani dessert ini. Parade penutup yang manis.
Lantas, berapa uang yang harus dikeluarkan? Rp 388 ribu per orang dewasa dan Rp 194 ribu untuk anak-anak. Harga tersebut termasuk minuman pembuka dan pilihan minuman sepanjang menikmati parade masakan Italia, seperti es teh dan soda. Oh ya, piza yang dibuat langsung di area saji juga bebas kita lahap. Bersiaplah kenyang sampai besok.
DINI PRAMITA