TEMPO.CO, Jakarta - Ketika anak bermain, adakalanya mereka rebutan mainan dengan teman atau saudaranya. Aksi dorong, pukul, dan tangis mewarnai kebersamaan mereka. Hal ini kerap terjadi khususnya pada anak berusia di bawah 5 tahun.
Sebagai orang tua , Anda harus bersikap bijak. Orang tua dalam posisi netral. Mendengarkan duduk masalahnya menurut versi anak. Anak yang berbuat salah harus meminta maaf saat kesalahan itu terjadi. Lalu memberitahukan anak tentang kesalahannya agar ia dapat memperbaiki dan tidak mengulangi lagi.
Sejak dini, orang tua harus mulai membiasakan diri pada anak untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Caranya, dengan memberi contoh. Kebiasaan meminta maaf ini, dapat ditanamkan sejak anak mulai dapat berkomunikasi atau berusia 2 tahun.
Kebiasaan meminta maaf ini dapat diterapkan melalui lagu, dongeng ataupun ketika menonton film kesukaannya. Tidak harus saat ia melakukan kesalahan.
Perlu diperhatikan jika anak berbuat salah jangan langsung memberinya hukuman dan memberikan daftar apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Setelah anak melakukan kesalahan berikan penjelasan bahwa perbuatannya keliru dan ia harus meminta maaf.
Dengan mengajarkan kebiasaan meminta maaf, anak akan belajar rasa empati. Perbuatan yang tidak baik itu dapat menyakiti perasaan orang lain. Jika anak tidak ditanamkan kebiasaan meminta maaf dan berani mengakui kesalahannya, hal ini akan berdampak tidak baik saat ia tumbuh dewasa.
PARENTS | PARENTING | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Penting! Ibu Butuh Menikmati Kesendirian
Model Poni yang Cocok dengan Bentuk Wajah
Kenapa Pakaian Baru Harus Dicuci Sebelum Dipakai?