TEMPO.CO, Jakarta - Rutinitas membuat ibu sering merasa jenuh dan menuntut "me time". Sebenarnya me time itu sekadar luapan kemanjaan atau memang kebutuhan?
Menurut Hedwig Emiliana Tulus, psikolog anak dari Highscope Engineering, me time bukan soal penting atau tidak penting buat ibu, melainkan sangat penting. Mengabaikan kebutuhan untuk memanjakan diri atau menikmati kesendirian, terbebas dari rutinitas sehari-hari mengurus anak-anak, hanya akan menjadi bom waktu.
"Bisa menyebabkan ibu stres, uring-uringan, atau wajah cemberut kepada suami yang baru pulang kerja," ujar Hedwig. "Paling fatal depresi. Jangan sampai terjadi."
Ketimbang ibu bekerja, yang masih bisa keluar rumah, bertemu teman-teman, jalan-jalan, dan melakukan pekerjaan yang disenangi, ibu penuh waktu atau full-time mom atau stay-at-home mom, lebih membutuhkan me time. Mereka, bisa dikatakan, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, menghadapi anak-anak lengkap dengan segala problematikanya.
Butuh me time bukan berarti mengesampingkan kodrat sebagai seorang ibu. Ini hanya bentuk penyeimbang agar ibu juga terpenuhi kebutuhannya, yakni kebutuhan untuk beristirahat dan menyegarkan diri agar kembali bersemangat menjalani rutinitas. Orang kerja saja butuh liburan, kenapa ibu rumah tangga tidak?
"Ibu yang sehat secara psikologis, tidak stres, bahagia, tentu akan membuat seluruh keluarga ikut berbahagia," bilang Hedwig. "Dengan begitu, hubungan suami dan istri, termasuk relasi ibu dan anak akan lebih optimal."
Berita lainnya:
Tren Warna Rumah Menyambut Lebaran
6 Tip Simpel untuk Mengatasi Serangan Panik
Bingung Menghadapi Makanan di Buffet, Cobalah Trik Berikut