TEMPO.CO, Jakarta - Jajanan roti bakar mungkin sudah biasa dan menjamur di pinggir jalan. Namun siapa sangka ada yang membawa penganan ini ke level dan variasi menu yang berbeda dengan roti bakar kaki lima. Warung Nagih adalah salah satunya.
Mengusung varian menu roti bakar yang sangat beragam, Warung Nagih berupaya merombak kesan warung roti bakar yang kumuh dan tak nyaman. "Intinya, kami ingin penggila roti bakar ketagihan ke warung yang bersih, rapi, dan nyaman untuk nongkrong," ucap Supervisor Warung Nagih, Riswandi.
Dari segi menu, para penggila roti bakar benar-benar dimanjakan dengan aneka pilihan. Seluruhnya ada 18 isi roti bakar yang bebas dipilih dan dikombinasikan, dari cokelat Toblerone, Nutella, Ovomaltine, marshmallow, sampai pisang.
Jika belum puas, Anda bebas menambahkan topping di atasnya. Pilihan pun beragam, seperti es krim green tea, es krim stroberi, Oreo, permen Cha-cha yang warna-warni, sampai selai kacang Morin. Jika Anda mencampurkan semua topping itu, dijamin rasanya beraneka ragam.
Tempo menjajal roti bakar dengan isi cokelat Silverqueen. Topping-nya bertumpuk-tumpuk, dari parutan keju, remah-remah Oreo, hingga es krim stroberi. Ketika dilahap, perpaduan antara sensasi dingin dan asam dari es krim stroberi, kriuknya remahan Oreo, dan asinnya keju bercampur aduk bersama cokelat yang lumer serta kematangan roti yang dipanggang hingga tampak semburat cokelat muda.
Sensasi berbeda diperoleh ketika mencicipi menu "Big Daddy". Ini menu roti bakar versi asin. Bedanya, si Ayah Besar merupakan kombinasi roti hitam yang mengimpit lembaran daging asap dan telur ceplok mata sapi dengan olesan mayonaise. "Roti hitam ini istimewa," Riswandi menjelaskan.
Menurut dia, roti hitam itu terbuat dari bahan roti yang dicampur dengan tinta cumi. Dari tinta itulah muncul varian rasa asin alami. "Tinggal dipanggang saja tanpa diolesi mentega untuk mendapatkan rasa asinnya," kata dia.
Untuk minuman, Anda bisa memilih Nagih Fresher dan Es Teh Manis Gentonk. Rasa Nagih Fresher identik dengan squash dengan selasih yang berenang-renang di permukaan gelas. Sedangkan Es Teh Manis Gentonk yang ukurannya lima kali gelas belimbing merupakan jawaban agar tenggorokan Anda tak seret saat menyantap tumpukan roti bakar.
Bisnis roti ini dimulai Aditya Budiman pada awal 2012 di Jalan Mataram, Kebayoran Baru. Tak sampai setahun, lapak berpindah ke Jalan Kapten Tendean di kawasan Mampang. Setidaknya 300 porsi roti bakar disajikan saban hari. Apabila ditumpuk vertikal, tingginya mungkin setara dengan tiga bus Transjakarta.
Riswandi sedikit membuka rahasia kelezatan menu mereka. Kata dia, ada teknik khusus bagi menu tertentu untuk memadukan tingkat kematangan roti dan isi. Misalnya, roti bakar dengan isi cokelat Toblerone dan marshmallow yang sukar meleleh. Agar meleleh, tentunya perlu dipanaskan lebih lama. Tapi di sisi lain, permukaan roti tak boleh lama-lama berada di wajan panas. Apa akalnya? "Rahasianya, cepat dibolak-balik dan tak boleh dipanggang lebih dari 10 menit agar roti dan isi mendapat kematangan sempurna," dia berujar.
Teknik memanggang itu bukan satu-satunya resep andalan Warung Nagih untuk memanjakan penggila roti bakar. Mereka juga menjaga kualitas roti. "Setidaknya tiga kali kami berganti produk roti sejak awal berdiri (sampai menemukan yang cocok)," Riswandi menjelaskan. Namun dia tak mau membuka merek roti andalannya itu.
Soal harga, harga roti bakar Warung Nagih sangat terjangkau—kecuali Anda lupa diri dengan mencampurkan beragam isi dan topping dalam satu sajian, sehingga tangan mesti merogoh isi kantong lebih dalam. Tempat tongkrongan ini bolehlah dicoba, meskipun Anda wajib berjibaku dengan kemacetan lalu lintas di Jalan Kapten Tendean yang menyempit karena adanya proyek jalan layang.
RAYMUNDUS RIKANG
Berita lainnya:
Bagaimana Menyikapi Anak Tomboi?
Kebiasaan Sebelum Tidur yang Menambah Kemesraan
Penyanyi Malaysia, Yuna, Bicara Soal Jilbab dan Kesopanan