TEMPO.CO, Jakarta - Menumbuhkan pola pikir kritis sebaiknya dilakukan sejak dini. Anak yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tidak menerima informasi begitu saja. Anak akan bertanya lebih rinci kepada orang yang lebih dewasa tentang segala sesuatu yang dia dengar, lihat, dan rasakan.
Cikal bakal berpikir kritis pada anak bermula dari sikap selalu bertanya. Karena itu, orang tua jangan berpikir anak itu bawel ketika menghadapi pertanyaannya. Jangan pula menyepelekan pertanyaan yang terus dia ajukan. Penuhi rasa penasaran anak dengan bijak.
Otak anak mampu menyerap informasi sebanyak-banyaknya. Kemampuan pola pikir kritis ini akan mempengaruhi perkembangan dan kemampuannya saat dewasa. Anak akan mampu menerima informasi yang didapat dengan lebih bijak, dan itu akan membantu dalam proses memecahkan masalah.
Pola berpikir kritis ini tidak tumbuh dengan sendirinya, tapi melalui proses pembelajaran yang terus-menerus. Berpikir kritis dapat dilakukan melalui pengamatan, pengalaman, dan komunikasi. Berikut ini cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menumbuhkan pola pikir kritis anak.
1. Bantu anak membuat strategi
Misalkan anak mempunyai dua agenda yang sama dalam satu hari. Menghadiri pesta ulang tahun dan berlatih sepak bola. Padahal ia juga mempunyai tugas mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah. Bantu anak memecahkan masalah ini. Buat skala prioritas, hitung waktu yang ia butuhkan untuk mengerjakan tugas, juga jarak antara tempat pesta ulang tahun dan lapangan tempat berlatih sepak bola.
2. Ajak membandingkan obyek yang berbeda
Anak belajar untuk menganalisis dan mengamati suatu hal yang berbeda. Misalnya, ajak anak membandingkan ikan dan burung. Apa persamaan dan perbedaan keduanya.
3. Mendiskusikan informasi
Mintalah anak menceritakan kembali informasi yang dia dapatkan dari cerita yang kita bacakan dengan bahasanya. Tanyakan isi cerita dan kaitkan isinya dengan kehidupan nyata.
4. Melanjutkan cerita
Bacakan sebuah cerita lalu minta ia melanjutkan cerita tersebut menurut versinya. Hal ini akan mengembangkan imajinasi dan daya kreatif.
5. Mengamati obyek
Misalkan mengamati burung. Apa ciri-ciri burung, ada berapa kakinya, sayapnya, dan paruhnya. Tanyakan fungsi masing-masing anggota tubuh yang disebutkan itu.
6. Permainan kreatif
Permainan kreatif seperti balok rancang bangun dapat mengembangkan daya kreatif dan inovasi anak. Tanyakan kepadanya apa yang ingin ia buat dan bagaimana prosesnya. Hal ini mendorong proses pemikiran secara alami.
PARENTS | THE ASIAN PARENT
Berita lainnya:
Bahaya Jika Membentak Anak Usia 2-7 Tahun
Kim Kardashian Beberkan Ongkos Perawatan Kulit Wajahnya
Kadar Gula Turun Drastis Saat Puasa, Ada Apa?