TEMPO.CO, Jakarta - Desainer Yunita Harun menginginkan masyarakat Indonesia mengenal tenun Tapanuli Selatan atau Sipirok. Hal ini ia lakukan dengan menggelar pergelaran busana yang bertema “Bujing-bujing Nauli”, Selasa, 31 Mei di Bimasena, Jakarta.
Menurut dia, motif yang ada pada kain tenun Sipirok masih sangat terbatas, sehingga ia harus memadukan motifnya dengan material lain, seperti kain sifon, taffeta, satin, dan katun. Ia merancang koleksinya menggunakan kain tenun yang sudah tersedia dan dijual.
Baca: Polisi Selidiki Keluarga Bocah yang Jatuh di Kandang Gorila
"Aku menggunakan kain tenun yang memang sudah ada dan dijual, supaya para perajinnya tetap memproduksi. Harapan aku ke depan, para perajin bisa membuat tenun yang lebih bervariasi dan bisa memajukan daerahnya," kata Yunita Harun.
Yunita ingin tenun Sipirok bisa dikenal seperti batik. Tujuan lainnya adalah untuk menunjukkan bahwa tenun Sipirok ini bisa dipakai di berbagai kesempatan.
TABLOIDBINTANG