TEMPO.CO, Jakarta - Banyak pasien diabetes yang kini menjadi "pemberontak" dengan lebih memilih melakukan diet karbohidrat dibanding mendengar nasihat dokter soal makanan. Menurut 80 persen pasien di Inggris, berat badan mereka juga turun setelah melakukan diet tersebut dan mengkonsumsi lemak baik dari zaitun serta kacang-kacangan.
David Unwin, seorang dokter keluarga dan ahli diabetes, kini mengabaikan nasihat resmi dari badan kesehatan setempat yang biasa diberikan untuk pasien. Ia lebih menyarankan pasien-pasiennya melakukan diet rendah kalori.
Sejak menerapkan kebijakan ini, praktek yang ia jalankan bisa mengurangi anggaran sebesar 45 ribu pound atau lebih dari Rp 800 juta untuk obat-obatan diabetes. Sebelumnya, selama bertahun-tahun ia mengikuti aturan main yang diterapkan Public Health England (PHE) dan institusi lain yang khusus menangani diabetes di negeri itu.
"Ternyata hasilnya tak berjalan lancar. Para pasien kesulitan menurunkan berat badan, glukosa darah tetap tinggi, dan banyak yang bergantung pada obat-obatan," kata Unwin seperti dilansir Dailymail.
Setelah para pasiennya menjalani diet karbohidrat, Unwin mendapati beberapa di antaranya turun berat badan hingga 8 kilogram. Kadar gula darah mereka juga menjadi normal.
Baca Juga:
"Banyak penderita diabetes yang tidak memasukkan gula dalam teh mereka, tapi hanya sedikit yang sadar bahwa roti panggang yang mereka makan saat sarapan atau nasi ketika makan malam bisa berbahaya buat glukosa dalam darah," ujar Unwin.
Menu yang disarankan sebagai "diet pemberontakan" itu adalah mengganti karbohidrat dengan sayuran hijau, sedikitnya lima porsi buah dan sayur sehari, sedikit makanan yang mengandung protein, serta mengurangi produk susu. Untuk minyak, pilihlah dari zaitun, kacang-kacangan, dan lemak jenuh lain yang baik buat kesehatan. Dan yang sudah pasti, hindari gula.
PIPIT