Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Gejala Hipertensi pada Anak  

image-gnews
Ilustrasi anak hipertensi/tekanan darah tinggi. Shutterstock.com
Ilustrasi anak hipertensi/tekanan darah tinggi. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.COJakarta - Hati-hati, di balik tampilan menggemaskan, badan gendut pada anak bisa jadi malah tak sehat. Berbagai macam penyakit mengintai, termasuk hipertensi. 

"Ada peningkatan prevalensi hipertensi pada anak. Salah satunya disebabkan oleh kegemukan karena kurang bergerak," kata Arieska Ann Soenarta, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, saat memberi paparan dalam perayaan World Hypertension Day 2016 di kantor pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Menurut Ann, selama ini hipertensi dianggap sebagai penyakit orang dewasa. Padahal anak-anak juga bisa terserang tekanan darah tinggi. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan International Journal of Hypertension 2011, disebutkan bahwa prevalensi atau kejadian hipertensi pada anak secara global mencapai 1-2 persen dari populasi total. Gawatnya, jika sudah terkena hipertensi sejak belia, risiko mengalami hipertensi saat dewasa meningkat empat kali lipat.

Tekanan darah tinggi bukan perkara yang bisa disepelekan. Dokter spesialis saraf Yuda Turana mengatakan hipertensi bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke, demensia, gagal ginjal, jantung, bahkan kematian. Hipertensi jarang sekali menjadi penyakit tunggal karena hampir selalu ada penyakit lain yang menyertai, misalnya diabetes. Namun, masalahnya, kebanyakan orang baru memeriksakan diri setelah terjadi komplikasi.

Karena itu, perlu ada deteksi dini pada anak. Menurut Ann, ada banyak penyebab bocah terserang hipertensi. Pada bayi baru lahir, hipertensi dapat terjadi akibat renal artery thrombosis, yakni gumpalan darah pada ginjal. Adapun pada anak-anak, hipertensi disebabkan oleh kelainan sekunder. Kebanyakan akibat kelainan ginjal pada jaringan (78 persen), serta kelainan endokrin, seperti hipertiroidhiperaldosterone, atau conn's syndrome.

Conn's syndrome, yang juga dikenal dengan aldosteronisme primer, adalah kondisi berlebihnya produksi aldosteron oleh kelenjar adrenal, sehingga kadar protein renin pada tubuh menurun. Kelenjar adrenal merupakan sepasang kelenjar yang terletak pada puncak ginjal, sedangkan aldosteron adalah hormon yang mengatur volume darah dalam tubuh. 

Kondisi ini menyebabkan anak mengalami kelemahan otot, kejang, atau buang air kecil berlebihan. Kondisi sekunder lain yang dapat menyebabkan anak menderita hipertensi adalah penyempitan pada aorta dan penggunaan obat-obatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab tersebut berbeda dengan faktor penyebab hipertensi pada orang dewasa muda, yang lebih banyak disebabkan oleh keturunan dan gaya hidup yang buruk. Namun, belakangan, anak-anak juga mengalami hipertensi seperti halnya orang dewasa, yakni akibat kegemukan yang disebabkan oleh kurang gerak, asupan makanan dengan kadar garam tinggi (biasanya mengikuti pola makan orang tua), serta stres yang biasanya dialami para remaja.

Cara pencegahan hal itu salah satunya deteksi dini. Menurut Ann, anak berusia di atas 3 tahun perlu memeriksakan tekanan darahnya secara rutin, terutama anak yang memiliki riwayat keturunan hipertensi. "Orang tua harus agresif memeriksakan anaknya," katanya.

Kalau sudah telanjur mengidap hipertensi, mau tak mau pengobatan harus dilakukan. Ada dua golongan pembagian pengobatan hipertensi pada anak, yakni cara farmakologis, atau dengan obat-obatan, dan non-farmakologis, yakni dengan mengubah gaya hidup, seperti menurunkan berat badan, diet rendah lemak dan garam, serta berolahraga secara teratur.

KORAN TEMPO | NUR ALFIYAH

Berita lainnya:
12 Kegiatan yang Bisa Mencegah Pikun
Segera Akhiri Hubungan Anda dengan Pria Seperti Ini
Lupakan Cokelat, Cobalah 12 Camilan Sehat di Sela Jam Kerja

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

18 Oktober 2022

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

Setengah dari gen anak berasal dari orang tua biologis. Kadang adanya mutasi gen mengindikasi kemungkinan risiko memiliki penyakit genetik. Apa saja?


Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

1 Juli 2019

Sekotak sayuran dipajang di kebun seluas 900 meter persegi di atap pusat pemilahan pos,  di Paris, Prancis, 22 September 2017. Kebun ini menanam buah-buahan, sayuran, tanaman aromatik dan obat-obatan. REUTERS/Charles Platiau
Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

Apakah Anda sulit makan buah dan sayur? Lakukan berbagai tips mudah ini agar kebutuhan gizi anak Anda terpenuhi.


Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

2 November 2018

Ilustrasi anak mengukur tinggi badan. answcdn.com
Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.


Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

8 Mei 2018

Ilustrasi pasangan mengecat rumah. shutterstock.com
Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

Rumah yang sedang direnovasi sudah pasti kotor serta penuh debu dan zat kimia berbahaya. Lindungi anak-anak, jangan sampai kesehatan mereka terganggu.


Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

4 Maret 2018

Ilustrasi Keracunan
Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

Jauhkan bahan-bahan pembersih di rumah yang mengandung zat berbahaya. Kenali tanda anak keracunan zat tersebut.


Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

4 Maret 2018

Ilustrasi anak makan buah dan sayur. Shutterstock
Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

Menurut dokter, anak tidak dianjurkan hanya sarapan buah dan sayur karena tidak mengandung karbohidrat.


Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

11 Januari 2018

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

Semakin banyak saja pusat kebugaran untuk anak dan menurut dokter anak memang butuh banyak beraktivitas.


Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

14 Desember 2017

Ilustrasi Ibu menyusui. Shutterstock
Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

Manfaat menyusui bagi kesehatan sangat besar, bukan saja untuk bayi tapi juga ibunya.


Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

23 November 2017

Ilustrasi anak sakit. Shutterstock
Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

Perhatikan anak Anda, bila terlihat pucat, lemas, dan lesu, bisa jadi ia mengalami anemia.


Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

26 September 2017

Kucing bernama Sam ini memiliki bulu berwarna hitam yang mirip alis. Sepintas ia terlihat seperti karakter kartun yang lucu. Berikut sejumlah kucing dengan corak bulu yang lucu dan unik. Boredpanda.com
Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoak mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Lalu?