TEMPO.CO, Jakarta - Dari mana datangnya gaya? "Aktor Hollywood dan media sosial," kata Carlos Ramos, barber kenamaan dari Hollywood, saat ditemui di Jakarta Barber Showcase di Plaza Indonesia, pekan lalu.
Ramos mengatakan gaya rambut pria saat ini kembali ke tren masa lalu, di mana potongan rambut bergaya oldschool kembali menjadi primadona. Potongan rambut era 1980-an yang menggunakan banyak pomade ini terinspirasi oleh para aktor yang maskulin dengan rambut kelimis.
Pemilik barbershop Sugar Skulls di Los Angeles ini menyebutkan tren potongan rambut kaum adam di berbagai belahan dunia tidak banyak berbeda dari Hollywood. Penggunaan media sosial yang makin mudah diakses menggiring penyebaran virus tersebut. "Saat kamu unggah gaya rambutmu di Instagram, disukai banyak orang, boom, menjadi viral dan jadi tren," ujar Ramos.
Ricky Apriyanto, seorang pemilik pangkas rambut elite Batavorum Barberia, mengungkapkan hal yang sama. Tren rambut saat ini, kata dia, tidak lepas dari referensi media sosial. Saat ini, dia mengatakan, potongan undercut yang dihiasi berewok dan jenggot kembali hip. Model penampilan ini dipercaya membuat tampilan lebih maskulin dan berkarakter.
Ricky menjelaskan beberapa gaya yang sering diminta atau direkomendasikan untuk kliennya adalah slick back, yaitu potongan rambut rapi nan klimis yang disisir ke belakang. Tentu saja untuk menjaga supaya tetap rapi, diperlukan minyak rambut yang lebih banyak. "Serbuan pomade juga turut mendukung kembalinya tren ini," kata dia.
Cukuran lainnya yang tak kalah eksis adalah potongan pompadour. Ini merupakan potongan bagi yang memiliki kepercayaan diri tinggi. Potongan ini menegaskan jambul menjulang dengan fading di sisi kanan dan kiri. "Ini juga memerlukan penggunaan pomade, meski tidak banyak," kata dia.
Meski tren bersifat retro, tetap ada unsur kekiniannya, sehingga pompadour sekarang berbeda dengan zaman Elvis dulu. Menurut Ricky, sentuhan masa kini itu ada di fading, alias hasil cukur tipis menggunakan mesin. Bisa di sisi kanan, kiri, atau keduanya. "Jadi semakin ada ruang untuk berkreasi dengan potongan yang menggunakan pomade," ujar dia.
Ricky mengatakan potongan classic taper juga sedang digandrungi. Sesuai dengan namanya, potongan lancip ini bergaya klasik dengan aksen atas yang dapat "dirombak". Potongan klasik ini diberi sentuhan modern dengan mencukur pendek sisi kanan-kiri hingga belakang kepala. "Atasnya bisa di-styling," kata dia.
Ramos mengatakan perkembangan tren ini dipengaruhi banyak faktor. Selain selebritas dan media sosial, dia meyakini perkembangan industri pomade dan lahirnya anak-anak muda yang kian peduli dengan gaya menjadi salah satu faktor pendorongnya. Di Hollywood, kata dia, profesi barber sangat dekat dengan anak muda.
Tak jarang, menurut pria yang lebih sering dipanggil Sugar Skulls ini, tren tersebut bermula dari eksplorasi sang tukang cukur. Si klien yang puas mengunggah fotonya lalu menyebutkan siapa barber yang mengerjakannya. "Barber kebanjiran pesanan dan menjadi selebritasnya," kata dia.
Bagi tukang cukur yang menangani banyak pesohor-di antaranya Tom Hanks, Jared Leto, dan personel Fall Out Boys-seperti Ramos, gaya rambut tak hanya soal mengikuti tren. "Kamu harus cinta dengan rambut," ujar penata rambut pria yang direkomendasikan majalah CQ dan Esquire ini. Ramos berpesan untuk selalu berkonsultasi dengan barber sebelum memulai guntingan pertama.
DINI PRAMITA