TEMPO.CO, Jakarta - Pada usia tertentu, rambut rontok bisa menjadi pengalaman menyedihkan. Meskipun masalah ini biasa terjadi, masih banyak orang yang menghadapinya dengan panik, terutama wanita. Sebab, American Association of Hair Loss menyebutkan, 40 persen orang Amerika yang mengalami rambut rontok adalah wanita.
“Penipisan bisa terjadi kapan saja setelah pubertas dan banyak perempuan pada usia 20-30 tahunan mengalami masalah ini,” kata Anabel Kingsley, ahli regenerasi rambut di Philip Kingsley, Amerika Serikat. Berkurangnya rambut secara berlebihan setiap hari dapat terjadi karena faktor genetika dan hormon.
Penyebab lainnya adalah diet, kesehatan, bahkan dari cara menata rambut. Seperti dikutip dari laman Instyle, berikut ini ada beberapa penyebab kerontokan rambut yang tak lazim dan cara merawatnya.
1. Stres
Tidak peduli penyebabnya, ketika stres melanda, kondisi rambut langsung terpengaruh. "Stres juga dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi dari apa yang kita makan. Nutrisi ini sangat penting untuk pertumbuhan rambut," ujar Kingsley. Stres juga menyebabkan telogen alopecia atau gejala rambut menipis secara keseluruhan.
Solusi:
Lakukan kegiatan meditasi seperti yoga dan mengkonsumsi makanan diet seimbang. Pengobatan platelet rich plasma (PRP) juga bisa jadi alternatifnya.
2. Alopecia areata
Alopecia areata terjadi sebagai akibat penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh tidak mengenal sel sehat tubuh, dan balik menyerangnya. Alopecia menyebabkan kebotakan pada sebagian kecil atau juga disebut kebotakan spot.
Solusi:
Cara paling umum mengobati penyakit ini dengan suntikan intralesi atau Minoxidil.
3. Tatanan rambut
Mengikat rambut gaya ekor kuda yang terlalu kencang, pewarnaan, dan pelurusan rambut dapat menyebabkan kebotakan. “Menarik rambut bisa menyebabkan penurunan garis rambut terdepan secara bertahap. Jika dilakukan terus-menerus, folikel rambut akan rusak parah dan menghasilkan kerontokan rambut permanen,” ujar Kingsley.
Solusi:
Berhenti menata rambut yang terlalu ditarik ke belakang dan membuat sakit kulit kepala.
4. Perubahan cuaca
Perubahan cuaca, diet, dan faktor metabolis sering mempengaruhi rambut. Paparan sinar ultraviolet pada musim panas bisa menyebabkan kerapuhan dan kerusakan rambut. “Jika itu terjadi pada saat bersamaan setiap tahun, Anda tidak perlu khawatir,” kata Kingsley.
5. Kekurangan zat besi
Zat besi dan feritin (zat besi yang sudah tersimpan di tubuh secara alami) sangat penting untuk memproduksi protein rambut. Zat besi bisa diperoleh dari daging merah atau sayuran hijau seperti bayam. Rambut rontok adalah tanda pertama ketika tubuh tidak mampu menyerap zat besi dengan benar.
Solusi:
Selain menambah asupan zat besi pada makanan sehari-hari, mengkonsumsi zat besi harian sangat disarankan.
6. Psoriasis
Psoriasis adalah salah satu bentuk kelainan akibat gangguan sistem daya tahan tubuh, dengan gejala utama pada kulit. Jika terdapat bercak pada kulit kepala yang bertahan lama dan semakin lebar akan membuat rambut rontok secara perlahan. “Psoriasis membutuhkan perawatan yang cermat, konsisten, dan sabar. Sebaiknya harus dilakukan oleh dokter kulit," tutur Kingsley.
Solusi:
Salah satu cara untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah penguapan dan perawatan mingguan untuk menghilangkan sisik secara bertahap.
7. Kehamilan
Kadar estrogen akan meningkat selama hamil. Kondisi ini memperpanjang fase tumbuhnya rambut. Setelah melahirkan atau setelah berhenti menyusui, kadar estrogen akan kembali normal dan menyebabkan rambut yang tumbuh selama masa kehamilan rontok dalam waktu singkat. "Post-partum, rambut rontok akan terjadi. Sayangnya tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Itu harus dibiarkan. Tidak perlu khawatir,” kata Kingsley.
Solusi:
Diet tinggi protein dan konsumsi tambahan suplemen zat besi akan menutrisi rambut dari dalam tubuh.
INSTYLE | NIA PRATIWI
Baca juga :
Wah, Lipstik Dokter Kang Mo-yeon Diburu di Cina
Pilih 'Aliran' Make Up-mu: Barat atau Timur
Beauty Blender Perlu Dirawat, Caranya...