TEMPO.CO, Jakarta - Jangan buru-buru melarang ketika balita kita bermain-main dengan tepung atau sayur-mayur yang diambilnya dari kulkas.
Menurut sebuah penelitian, bermain dengan makanan dapat membantu anak-anak mengatasi rasa takut pada hal baru dan membuatnya mengonsumsi makanan yang lebih bervariasi ketika besar.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari De Montfort University di Leicester, Inggris, para peneliti meminta sekelompok balita bermain dengan kentang tumbuk dan jeli. "Meskipun hanya permainan, implikasinya adalah anak-anak gampang menerima makanan baru yang disodorkan kepada mereka," kata Helen Coulthard, psikolog yang menjadi ketua tim peneliti.
Menurut dia, adalah hal yang normal bagi anak-anak untuk melalui periode ketika mereka waspada terhadap makanan yang asing atau menolak untuk mengkonsumsi lebih dari beberapa item makanan yang berbeda. Dalam dunia psikologi anak, hal ini dikenal dengan istilah neofobia makanan.
Dalam penelitian ini, Coulthard dan timnya meminta 70 anak-anak usia 2-5 tahun untuk bermain dengan adonan yang lembek dan makanan basah. Pada kesempatan berbeda, anak-anak diminta mencari boneka mini yang dibenamkan di dalam kentang tumbuk dan jeli.
Pada saat yang sama, para orang tua diwawancarai tentang kebiasaan makan anaknya. Termasuk dalam pertanyaan itu adalah berapa banyak porsi buah-buahan dan sayuran yang mereka konsumsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang suka bermain dengan makanan lebih sedikit memiliki neofobia makanan dan tidak begitu pemilih dalam soal makanan. Kabar baiknya, anak-anak yang semula susah disuapi jenis makanan baru menjadi gampang dikenalkan dengan jenis makanan yang belum pernah dikonsumsi sebelumnya setelah mengikuti beberapa sesi bermain-main dengan makanan.
"Orang tua dapat menggunakan makanan untuk membuat gambar atau bentuk tertentu di atas piring dan membiarkan anak mengeksplorasinya," kata Coulthard. Ia menambahkan, menawarkan banyak variasi makanan sejak usia dini juga membantu anak-anak mengenali banyak tekstur dan rasa, yang dapat meminimalisasi ketakutan mereka terhadap makanan yang baru.
Myles Faith, seorang peneliti nutrisi di Gillings School of Public Health di University of North Carolina, yang tak terlibat dalam penelitian, menyatakan memaksakan suatu makanan pada anak adalah pola yang salah. "Orang tua bisa mengenalkan dengan cara-cara yang lebih menyenangkan, yang menarik rasa ingin tahu dan daya eksplorasinya," katanya. Ia menyarankan untuk membiarkan anak menjadi 'detektif' rasa dengan mencicipi aneka jenis makanan.
INDAH P | PARENT
Berita lainnya:
'Adik Bayi di Perut Mama, Ngobrol Yuk!'
Yang Boleh dan Tidak Saat Memakai Bronzer
8 Wanita Sukses yang Pernah Dipecat dari Pekerjaannya