Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Singkirkan Daging, Maka Anda akan Hidup Lebih Lama

Editor

Indah Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi daging sapi Australia. TEMPO/Imam Sukamto
Ilustrasi daging sapi Australia. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Arizona - Kabar membahagiakan bagi para vegetarian. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Osteopathic Association edisi terbaru menyebutkan, menyingkirkan daging dalam diet bisa memperpanjang harapan hidup seseorang. Selain itu, menjadi vegetarian selama 17 tahun atau lebih akan memperpanjang harapan hidup seseorang setidaknya 3,6 tahun.

Makan daging merah terutama yang diproses setiap hari kerap dihubungkan dengan meningkatnya angka kematian. Penelitian sebelumnya atas 1,5 juta orang menunjukkan rutin makan daging merah berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.

Dalam penelitian terbaru, para dokter dari Mayo Clinic di Arizona menganalisis enam studi yang menunjukkan efek dari daging dan diet vegetarian pada kematian. Para dokter yang berhubungan langsung dengan pasien kemudian diberi bimbingan untuk meminta pasien membatasi konsumsi produk hewani bila mungkin dan mengkonsumsi lebih banyak sayuran.

Sebenarnya, temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh para dokter Mayo Clinic ini bukan hal baru. Pada 2014 studi yang sama pernah dilakukan pada 1.000 orang dengan rentang usia 5,5-28 tahun. Para peneliti mempelajari kaitan antara daging olahan seperti bacon, sosis, daging asap, dan hot dog serta daging merah yang belum diproses terhadap kesehatan. Hasilnya,  daging olahan secara signifikan meningkatkan risiko semua penyebab kematian, dengan kemungkinan kaitan ke penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung iskemik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebaliknya, mereka yang memiliki asupan daging sangat rendah memiliki penurunan risiko 25 persen untuk hampir 50 persen dari semua penyebab kematian dibandingkan dengan mereka dengan asupan daging yang tinggi.

Profesor Brookshield Laurent, dari departemen kedokteran keluarga dan ilmu klinis di New York Institute of Technology College of Osteopathic Medicine, menyatakan data ini memperkuat hipotesis bahwa diet memiliki potensi besar untuk menyakiti atau menyembuhkan. "Bukti klinis ini dapat membantu dokter dalam konseling pasien tentang pentingnya peranan pola makan dalam pencegahan penyakit," katanya.

INDAH P | DAILY MAIL

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

13 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.