Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aku-Kamu Sibuk

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi pasangan sibuk. Shutterstock.com
Ilustrasi pasangan sibuk. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kirana dan Tommy merupakan tipikal pasangan dengan kesibukan tinggi. Keduanya hampir tak punya waktu untuk bicara. Ujung-ujungnya, pasangan ini “menghadap” psikolog. Bergantian, keduanya menuturkan masalah yang telah lama memicu keretakan hubungan mereka.

Kirana adalah penulis skenario. Sementara Tommy bekerja sebagai analis komputer. Kirana gemar mengobrol dan mahir bertutur. Sedangkan Tommy tipe hemat bicara dan langsung ke tujuan dalam menyampaikan soal.

Perbedaan ini yang menjadi pokok pertengkaran."Tommy lebih suka diam, saya berinisiatif bicara. Bukannya asyik, malah kami sering ribut. Pernah dia tertidur pulas ketika saya ajak ngobrol. Keterlaluan,” kata Kirana berapi-api.

Belum lama ini Kirana naik darah karena suaminya tidak menyampaikan promosi yang diterimanya di kantor. “Dia malah bercerita duluan ke temannya,“ keluh Kirana. Ketika psikolog memberikan kesempatan kepada Tommy, segera saja dia meluapkan unek-unek. Kirana, menurut Tommy, terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bicara. “Obrolannya berbunga-bunga, padahal ia bukan menulis skenario,” ujar Tommy.

Psikolog Adriana Soekandar Ginanjar MS menyebutkan, pada pasangan yang sama-sama sibuk bekerja, ada pergeseran dalam pola berkomunikasi. Kini makin banyak perempuan menikah yang bekerja. Mereka punya penghasilan tetap, mereka punya kebutuhan mengaktualisasi diri. “Perempuan juga mau masukannya didengar, tidak hanya dari kepala keluarga (suami),” Adriana menjelaskan.

Nah, pesatnya aktualisasi diri perempuan, menurut Adriana, tidak dibarengi kemajuan dari pihak lelaki. Dia mencontohkan, sedikit sekali suami yang dengan senang hati terjun mengurus anak. Mereka cenderung mengambil posisi sebagai suami dalam rumah tangga tradisional.

“Mereka suka istri pintar dan bisa cari uang tapi tidak banyak membantah dan selalu memperhatikan kebutuhan di rumah,” ujarnya. Mulai dari menyiapkan sarapan, bikin kopi, atau menyiapkan baju kerja. “Ini harapan yang tidak realistis,” Adriana menambahkan.

Di sisi lain, istri juga memiliki harapan kurang realistis. Ia mau diperlakukan setara, diskusi asyik dengan suami setiap saat, mengharapkan suami mau menggantikan popok anak atau mengerjakan tugas-tugas domestik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sempitnya waktu untuk berkomunikasi selalu menjadi soal utama. Salah satu jalan keluar yang diusulkan Adriana adalah memperbanyak komunikasi nonverbal. Misalnya, saling mengirim pesan pendek, atau bisa juga saling memeluk atau mengelus kepala. Ini jauh lebih nyaman dan efektif ketimbang bicara panjang-lebar tapi ujungnya bertengkar. Tatkala komunikasi sudah buntu, hati bisa lumer membaca pesan pendek yang lucu dan mesra.

Pria dan wanita memiliki kebiasaan berbeda dalam menuangkan gagasan. Adriana menyarankan, bila istri ingin membicarakan sesuatu, sebaiknya langsung pada inti masalah. Minta suami mendengarkan saja, tanpa memberikan saran. Kebiasaan memotong pembicaraan juga berpotensi memicu pertikaian.

Soal lain yang kerap memicu keretakan adalah prioritas. Dalam hal ini Adriana menyarankan para pria tidak mementingkan posisi dan materi dalam mengejar kesuksesan. Kebahagiaan berkeluarga, termasuk mulusnya komunikasi, harus menjadi prioritas pertama.

Jadi, seringlah mencium kening istri atau suami saat bertemu ketimbang saling menumpahkan amarah.

U-MAG | EVIETA FADJAR

Berita terpopuler lainnya:
Heidi Klum Ungkap Rahasia Tampil Seksi
Penyakit Berbahaya Akibat Kurang Tidur
Manfaat Alpukat Buat Diet

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Apa Itu Platonic Relationship dan Karakteristiknya

43 hari lalu

Platonic relationship adalah salah satu hubungan yang mengedepankan kedekatan tanpa gairah atau nafsu. Ini pengertian dan karakteristiknya. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Platonic Relationship dan Karakteristiknya

Platonic relationship adalah salah satu hubungan yang mengedepankan kedekatan tanpa gairah atau nafsu. Ini pengertian dan karakteristiknya.


The Strained Joko Widodo and Megawati Relationship

2 Oktober 2023

The Strained Joko Widodo and Megawati Relationship

The relationship between President Joko Widodo and Megawati Soekarnoputri is becoming increasingly tense.


Terjebak dalam Hubungan Tanpa Status, Hati-Hati Alami Situationship

13 Desember 2022

Ilustrasi wanita patah hati atau putus cinta. Freepik.com
Terjebak dalam Hubungan Tanpa Status, Hati-Hati Alami Situationship

Situationship adalah kondisi yang menggambarkan hubungan tanpa status. Jika menjalani, siap terima konsekuensinya.


Jangan Menyangkal Sakit Hati Dikhianati, Ayo Bangkit dan Pulihkan Diri

7 Agustus 2021

Ilustrasi wanita bersedih. shutterstock.com
Jangan Menyangkal Sakit Hati Dikhianati, Ayo Bangkit dan Pulihkan Diri

Wajar jika kamu merasa sakit hati karena dikhianati. Tapi sampai batas mana sakit hati itu bersemayam di dalam dirimu?


Terjebak dalam Hubungan Pertemanan yang Toxic, Lakukan 4 Langkah Berikut

22 Juli 2021

Ilustrasi pertemanan wanita. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Terjebak dalam Hubungan Pertemanan yang Toxic, Lakukan 4 Langkah Berikut

Kita harus menjaga pikiran tetap sehat dan jernih selama pandemi Covid-19. Sebab itu, jangan ambil risiko membangun hubungan yang toxic.


Sri Mulyani: Pemimpin Harus Masukkan Ego ke Lemari Es, Dikunci, Ditutup

6 Maret 2021

Sri Mulyani. Instagram/@smindrawati
Sri Mulyani: Pemimpin Harus Masukkan Ego ke Lemari Es, Dikunci, Ditutup

Menteri Keuangan Sri Mulyani berbicara soal peran perempuan sebagai pemimpin.


9 Tips Agar Pria Tidak Lama Melajang

20 November 2018

ilustrasi pria sendiri (pixabay.com)
9 Tips Agar Pria Tidak Lama Melajang

Data menyatakan dunia bakal menghadapi ledakan jumlah pria yang lebih banyak daripada wanita. Simak 9 tips agar para pria tidak terlalu lama melajang.


Rasakan 5 Hal Ini dengan Pasangan, Tanda Hubungan akan Berakhir

14 November 2018

Ilustrasi pasangan putus. shutterstock.com
Rasakan 5 Hal Ini dengan Pasangan, Tanda Hubungan akan Berakhir

Para Pasangan suami istri perlu memahami kondisi saat hubungan sudah berada di ujung tanduk. Simak beberapa tanda hubungan akan berakhir.


Dijahati Teman, Tetaplah Bersikap Baik dan Rasakan Manfaatnya

30 Juni 2018

Ilustrasi gosip/pertemanan. Shutterstock
Dijahati Teman, Tetaplah Bersikap Baik dan Rasakan Manfaatnya

Ketika ada teman yang membencimu, jangan berfokus pada kebencian itu. Gunakan sikap teman tadi supaya kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik.


Putus Cinta? Simak 3 Hal Atasi Putus Cinta Menurut Studi Ini

5 Juni 2018

Ilustrasi putus cinta. Shutterstock.com
Putus Cinta? Simak 3 Hal Atasi Putus Cinta Menurut Studi Ini

Sebagian orang yang mengalami insomnia, pikiran terganggu dan bahkan sistem kekebalan tubuhnya menurun bila putus cinta.