Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

20 Tahun Berkarya, Rinaldy Lahirkan Ribuan Masterpiece

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Model berpose saat peragaan busana Rinaldy A. Yunardi di hari terakhir pagelaran mode Jakarta Fashion Week (JFW) 2016 di Senayan City, 30 Oktober 2015. Rinaldy mengemas bahan kertas ulang bersama topeng LED yang menunjukkan kesan futuristik. TEMPO/Nurdiansah
Model berpose saat peragaan busana Rinaldy A. Yunardi di hari terakhir pagelaran mode Jakarta Fashion Week (JFW) 2016 di Senayan City, 30 Oktober 2015. Rinaldy mengemas bahan kertas ulang bersama topeng LED yang menunjukkan kesan futuristik. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Soal aksesori, sebagai besar penikmat mode  sudah mengenal nama Rinaldy Arviano Yunardi. Pria yang akrab disapa Yungyung itu merupakan satu-satunya desainer aksesori asal Indonesia yang diakui sebagai coutourier oleh Asian Coutoure Federation.

Selama dua dasawarsa di panggung mode bergengsi tingkat nasional dan internasional, Yungyung telah melahirkan ribuan karya masterpiece yang bernilai seni tinggi dengan napas eksentrik dan out of the box yang menjadi karakternya.

Sepanjang perjalanan kariernya itu pula, karya-karya apik dari tangan Yungyung mengalami transformasi ide kreatif yang cukup signifikan. Semuanya terangkum dalam pameran aksesori 20 Years Rinaldy A. Yunardydi Jakarta.

Jajaran aksesori yang dibuat pada awal kariernya merefleksikan bagaimana Yungyung gemar berkreasi menggunakanwirecutalias alat potong lembaran akrilik untuk menerjemahkan rekaman visual yang ada di benaknya.

Aksesorinya didominasi oleh motif-motif sulam gaya era Victoria, yang kerap dilihatnya saat masih bekerja di bawah almarhum Kim Tong; perancang busana pengantin kenamaan pada dekade 1980-an.

"Saya tidak mudah menyerah. Gagal coba lagi, sampai berhasil. Saya juga tidak mudah berpindah ide. Satu ide yang sudah dikunci di kepala akan saya perjuangkan mati-matian sampai ide itu terwujud, meski terkadang membuat tabungan saya ludes," tuturnya.

Karya pertamanya adalah sebuah tiara, yang menjadi ketapel kariernya sebagai perancang aksesori langganan para desainer papan atas. Tiara pula yang mengantar awal perkenalannya dengan desainer Didi Budiardjo dan Sebastian Gunawan.

Menurut Yungyung, kedua perancang berpengalaman tersebutlah yang kerap memaksanya untuk terus mengkreasikan hal-hal baru. Dari sanalah, lantas, muncul ide-ide untuk membuat kalung, gelang, cincin, headpiece, serta aksesori pendukung busana lainnya.

Kebiasaannya untuk berkreasi di luar batasan itu pula yang mencetak karakteredgydan eksentrik pada karya-karyanya. Tampak, setiap aksesori buah tangannya selalu kental akan detail yang sangat rumit dan konsisten.

Aksesori buatan Yungyung kerap kali dibuat dari bahan-bahan tidak biasa, hasil berburu di flea market. Konsistensinya dalam membuat aksesori semakin terlihat setelah berkenalan dengan pengamat mode, almarhum Muara Bagdja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Membuat konsep dan berkarya untuk diri sendiri merupakanstatement, mengeluarkan apa yang ada dalam benak dan hati. Saya dapat berpikir sebebas-bebasnya. Saya bisa bereksperimen seluas-luasnya. Itu modal terbesar saya," imbuhnya.

Selain bermain dengan material akrilik, Yungyung dikenal gemar bereksperimen dengan bahan kawat,paper clay, ijuk, tali, bulu, kertas, rambut, kayu, dan eksplorasi material-material tidak biasa lainnya.

Kekayaan unsur material yang digunakan dalam membuat aksesori itulah yang membuat karya-karyanya terkesan rumit dan extravagant. Tidak jarang, karya-karya Yungyung terkesan tidak lazim dan terlalu eksentrik untuk penggunaan konvensional.

Sejak 2000, pascaperagaan tunggal Heaven on Earth, Yungyung mulai memainkan material khas Indonesia untuk karya-karyanya. Pada 2002, dia menciptakan koleksi Sedimentation yang menggunakan unsur bebatuan alam dari dalam negeri.

Karya-karya masterpiece lainnya terangkum dalam koleksi Cakra Manggilingan pada 2008 dan The Lady Warrior pada 2015. Setiap koleksi memiliki karakternya masing-masing dan tingkat kerumitan detailnya sendiri-sendiri.

Menurut Yungyung, dia tahu kapan aksesorinya harus tampil sebagai ratu panggung dan kapan harus bertindak sebagai pendukung yang supportif bagi karya desainer lain, bahkan dari generasi yang lebih muda darinya.

"Dalam koleksi terbarunya yang diluncurkan tahun ini, Yungyung kembali meleburkan unsur etnik ke dalam karya-karyanya. Saya begitu menikmati tiap perubahan penanganan dari segi teknik untuk pengembangan dan kemajuan dunia desain yang saya cintai," ujarnya.

BISNIS.COM

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tampil Kasual dengan Baju Flanel

6 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee


Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

14 hari lalu

Seorang gadis dengan blus ala boho chic menghadiri Coachella Valley Music & Arts Festival 2016, di Indio, California.  Matt Cowan/Getty Images for Coachella
Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.


Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

19 hari lalu

Victoria Beckham. Instagram.com/@victoriabeckham
Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion


Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

23 hari lalu

Terdakwa kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani mengenakan peci hitam saat menjalani sidang lanjutan di PN Surabaya, Selasa, 12 Februari 2019. Saat ini Dhani sedang menjalani sidang atas kasus yang terjadi di Surabaya. ANTARA/HO/Ali Masduki
Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.


Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

34 hari lalu

Pegiat industri fashion di Yogyakarta mengikuti event  Ramadhan Runway 2024 yang digagas Indonesia Fashion Chamber di Yogyakarta 15-24 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.


Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

51 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.


IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

Revolusi Fashion Lokal dalam Indonesia Fashion Ecosystem Summit  (IDFES 2024)
IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.


Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

5 Februari 2024

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.


Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

4 Februari 2024

Pasangan Capres-Cawapres no urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), tampil paling formal pada debat capres kelima.


Gaya Ganjar-Mahfud dengan Jaket Varsity di Debat Capres Kelima

4 Februari 2024

Pasangan Capres-Cawapres no urut 03,  Ganjar Pranowo-Mahfud MD tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Gaya Ganjar-Mahfud dengan Jaket Varsity di Debat Capres Kelima

Ganjar Pranowo dan Mahfud Md memutuskan untuk mengenakan jaket universitas alias jaket varsity dalam debat capres kelima.