TEMPO.CO, Mataram - Puluhan peragawati dan peragawan Mataram, Nusa Tenggara Barat, melenggang di atas catwalk sepanjang 50 meter yang digelar di jalur protokol, Jalan Pejanggik, Mataram, di depan Pendopo Gubernur Nusa Tenggara Barat.
Pada Kamis malam, 14 September 2017, selama dua jam puluhan peragawati dan peragawan itu menampilkan busana karya desainer asal Nusa Tenggara Barat dan Jakarta dari bahan tenun Sasak Lombok. Para perancang busana yang menunjukkan karyanya adalah Irna Mutiara, Ria Miranda, Epoel Daeng Hasanung, Ida Rohida, dan Farida.
Acara Fashion on the Street adalah bagian dari kegiatan Bulan Pesona Lombok Sumbawa 2017. Peragaan tersebut disaksikan ratusan pelaku pariwisata asal Malaysia, Singapura, dan dari berbagai daerah di Indonesia yang menjadi tamu acara Internasional Halal Travel Fair 2017.
Ketua Dewan Kerajinan Daerah Nusa Tenggara Barat Erica Zainul Majdi, yang juga istri Gubernur Nusa Tenggara Barat, mengatakan kegiatan Fashion on the Street diharapkan bisa menjadi inspirasi untuk kemajuan tenun dan industri pariwisata di sana.
Erica mengusulkan peragaan busana ini diadakan di jalan utama, bukan di hotel berbintang atau tempat mewah lain, agar membumi. "Selama ini tenun Lombok biasanya dipakai saat acara adat dan belum dipakai sehari-hari. Jadi harus lebih banyak ditampilkan," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Muhammad Faozal mengatakan Fashion on the Street bertujuan membangkitkan gairah produksi kreatif yang menunjang pariwisata Nusa Tenggara Barat. "Ini baru pertama dan konsepnya di jalanan, berbeda dengan indoor," tuturnya.
SUPRIYANTHO KHAFID
Baca juga:
Baju Ini Bisa Melar Ikuti Pertumbuhan Anak
Dian Pelangi Ungkap Sosok Berjasa dalam Koleksinya di NYFW
Anak Muda Tak Bisa Menenun, Didiet Maulana Khawatir Budaya Hilang