TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi ibu sekaligus bekerja penuh tidaklah mudah. Butuh keseimbangan yang ideal antara kehidupan kerja dan keluarga. Kini angka ibu bekerja semakin meningkat.
Menurut Center for American Progress, separuh dari seluruh pekerja di Amerika Serikat adalah wanita, dengan hampir 4 dari 10 rumah memiliki ibu bekerja. Menjadi ibu kerja penuh waktu bisa menimbulkan rasa bersalah dan stres karena perhatian antara pekerjaan dan keluarga terpecah.
Kuncinya adalah fokus pada rencana, terorganisir, dan temukan keseimbangan yang tepat antara pekerjaan dan keluarga. Dilansir dari Parents berikut ini adalah 10 cara untuk memastikan karir dan keluarga seimbang.
1. Lepaskan rasa bersalah
Alih-alih merasa bersalah karena meninggalkan anak di rumah, pikirkan bagaimana peran Anda di perusahaan dapat menguntungkan keluarga. Misalnya mendapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak, atau tabungan untuk kuliah.
"Wanita karir yang paling sukses telah menemukan cara untuk menjadi efisien di dua dunia itu," kata Lisa Pierson Weinberger, seorang pengacara dan pendiri praktik hukum Mom, Esq. Dan untuk dapat melakukan itu, dia butuh kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan pilihan dan fokus pada prioritas yang ada pada saat ini.
2. Mencari pengasuh anak atau tempat penitipan anak yang berkualitas
Mintalah referensi dari teman dan keluarga untuk mencari i pengasuh bayi, pengasuh anak, dan pusat penitipan anak. Buat daftar kriteria yang penting kemudian jadwalkan waktu untuk mencari penyedia layanan penitipan anak yang lebih baik.
Sharon Tepper, Presiden Brownstone Nannies, Inc., merekomendasikan mempekerjakan pengasuh anak dengan latar belakang yang pernah bekerja cukup lama di tempat sebelumnya. Ini menunjukkan dia memiliki pengalaman yang baik dan dapat beradaptasi dengan berbagai kelompok usia, merawat bayi baru lahir dan anak-anak yang lebih tua yang membutuhkan perhatian berbeda.
Sementara tempat penitipan anak yang baik mestinya berpengalaman dan menjadi referensi bagi banyak orang. Fasilitas penitipan anak yang baik harus memiliki jam kerja yang fleksibel, rasio pengasuh dengan anak yang rendah, ruang terbuka, berlisensi, dan latar belakang karyawan yang baik.
3. Persiapkan kebutuhan harian dengan baik
Ibu membuat sarapan dan bekal makan anak di sekolah, menyiapkan pakaian, merapikan tas sekolah atau tas kebutuhan anak selama di penitipan, dan sebagainya. Buat daftar tugas dan bagi jadwal, tentukan ibu atau sang ayah yang memakaian baju pada anak, dan berbagi tugas lainnya dengan pasangan.
4. Persiapkan kebutuhan di rumah
Fran Durekas, pendiri dan Chief Development Officer for Children’s Creative Learning Center, menyarankan sisihkan waktu 15 menit setiap hari Minggu untuk meninjau dan mempersiapkan kebutuhan di rumah dalam sepekan. Letakkan berbagai tagihan di tempatnya, uang receh untuk cadangan kebutuhan anak di rumah, tempat kunci, dan lainnya. Jadi ketika Anda membutuhkannya sewaktu-waktu, semua barang itu ada di tempatnya.
5. Komunikasikan dengan atasan
Sebelum berbicara dengan atasan atau perwakilan SDM, tulis apa yang hendak Anda sampaikan dan butuhkan. Setiap atasan punya karakter berbeda, dan hanya Anda yang tahu bagaimana cara terbaik menyampaikan urusan atau tanggung jawab di rumah tangga kepada bos.
Cobalah bersikap terbuka dan jujur sekaligus mengusulkan solusinya, misalnya memula masa percobaan dari jadwal kerja yang diproyeksikan sehingga Anda dapat menunjukkan bagaimana pengaturan tersebut tidak akan membatasi produktivitas.
Selanjutnya: Komunikasi dengan anak dan me-time
Baca:
Kiat Mengatasi Rasa Bersalah Ibu Bekerja dan Sibuk
Perhatikan 6 Tanda Ibu Harus Berhenti Bekerja di Luar Rumah
Eksekutif Perempuan Beberkan Kebutuhan Ibu dalam Keluarga dan Karier